KALIAN BISA BACA CERITANYA YANG LEBIH LENGKAP DI KARYAKARSA, KBM DAN INNOVEL.
PLAY BOOK STORE AZEELA DANASTRI SUDAH KENA TAKE DOWN UNTUK KECINTAAN AZEELA/ThereAD YANG MAU PELUK BUKUNYA BISA BELI DI KARYAKARSA ATAU KE 082123409933
Sejujurnya seharian ini Radjini sudah sangat berusaha untuk tetap tenang, meski dalam hati memiliki keinginan untuk kembali amnesia. Ia merasa hubungan pernikahan dengan Agha terlalu banyak misteri, dan rasanya itu tidak berhubungan dengan memorinya yang masih setengah-setengah.
Melihat berita yang beredar saja, sebenarnya dirinya tidak paham tetapi batinnya meyakini bahwa semuanya benar. Kilasan memori yang datang pun seolah mengkonfirmasi bahwa itu benar adanya.
Ditambah lagi bahwa pria bernama Oded ternyata tidak dikenali oleh orang-orang yang sudah membersamai selama tinggal di Resort. Kepalanya sudah pening tambah pening. Untung kedatangan Agha sedikit membuatnya tenang meski raut lelah sang suami tetap membuatnya khawatir.
Ingin menggila tetapi ia pun takut jika sampai Agha kehilangan kesabaran dan justru pria itu sendiri yang akan mengirimnya ke RSJ. Meski jengkel dengan kenyataan skandal yang menimpa sang suami, tekadnya untuk melepaskan Agha menjadi gamang. Itu sebabnya ia berusaha memikirkan cara untuk mempertahankan rumah tangganya. Kali ini, meski ada keinginan untuk berpisah, Radjini juga akan berusaha mempertahankan demi sang anak.
Prinsipnya kini adalah biarkah dirinya tak mendapatkan yang paling berarti di dunia ini, tetapi sang anak tidak boleh kehilangan cinta dan hak miliknya. Niha harus mendapatkan semuanya.
Radjini sungguh merasa bersalah kepada Niha bahwa, sempat bertekad untuk melepaskan Agha demi janji yang diucapkan dulu. Radjini paham, kini tidak boleh egois. Tanggungjawabnya tidak hanya pada diri sendiri tetapi juga sang putri.
Keputusannya yang didorong oleh sakit hati sebab perselingkuhan Agha membuatnya kabur dan berakhir gila. Membayangkan lagi, jika sampai ada hal yang lebih buruk terjadi sangat membuatnya ketakutan sampai rasanya ingin mati saat ini juga.
Begitupun urusan dokumen sialan yang tak juga ditemukan sekaligus dirinya menjadi tahu, jika Agha menyimpan perhiasan untuknya atau miliknya, sungguh Radjini sangat asing dengan semua perhiasan yang menumpuk dalam brankas itu. Rasanya pun dirinya belum pernah memakainya. Lagipula untuk apa Agha membeli semua itu, sementara saat bertemu dulu terlihat ada sorot kebencian terpendam pada dirinya. Radjini sangat yakin itu, sorot mata tidak pernah berbohong sebab mata adalah jendela hati.
Kini ditambah dengan nomor asing yang mengiriminya pesan sok akrab ini. Siapa lagi sosok misterius ini, apakah orang yang sama dengan mengaku bernama Oded ini atau orang lain.
Radjini tertegun dan berusaha keras untuk mengingat, menggali kembali memori terpendamnya apa dulu pernah bertemu atau mengenal sosok yang membantu memasang mesin kopi itu. Namun, dirinya sama sekali tidak menemukan petunjuk.
"Sayang, kamu dengar aku? Jini ... eh kok, malah melamun, sih?" Tegur Agha yang seketika membuat Radjini kembali tersadar dengan suara berisik pencetan bell dan kedua penjaga mereka kembali bersama di ruang makan. Tiga pasang mata pria menatapnya dengan sorot khawatir.
"Apa?" tanya tergagap.
"Kamu mikir apa?" tanya Agha lembut seraya mengusap bahu Radjini.
"Banyak yang aku pikirkan," balasnya jujur dan menghela napas panjang.
"Apa karena masalah yang menimpaku?" tanya Agha hati-hati.
Radjini mengangguk dan bell pintu kembali berbunyi. "Duh ... siapa sih, itu? Niha bisa bangun lagi loh ini!" sungutnya.
"Saya buka ya, Bu?" Ari meminta izin.
"Iya deh, buka," balas Radjini cepat dan segera bangkit karena suara Niha yang merengek pun ia dengar dari monitor yang selalu ia letakkan tak jauh dari ranjang sang anak. "Tuh 'kan, bangun. Abang urus tamunya ya. Aku tengok Niha dulu."
Agha pun mengangguk dan menyusul Ari ke depan.
Radjini segera memeluk sang putri yang sudah duduk di atas ranjang dengan rambut acak-acakan.
"Mama haus," rengek Niha seraya mengusap tenggorokannya.
"Kasihan anak mama. Sebentar ya, mama buatkan susu."
"Ndak au ..." rengek Niha dengan bibir kembali mencebik.
"Niha maunya apa?"
"Jus ... dendong!" Niha pun mengulurkan tangannya.
"Jus apel ya? Yuk ... mama gendong. Mau mamam nggak? Papa datang bawa oleh-oleh."
KAMU SEDANG MEMBACA
GORESAN LUKA LAMA
RomanceBukan salah Radjini kalau dirinya menikah dengan Agha. Akibat Radmila-kakaknya-melarikan diri, ia menjadi pengganti. Namun, keadaan itu justru menciptakan polemik. Radjini kehilangan kewarasannya dan juga amnesia. Saat ia muncul kembali di kota tem...