10C. Gentar

329 46 2
                                    

KALIAN BISA BACA CERITANYA YANG LEBIH LENGKAP DI KARYAKARSA, KBM DAN INNOVEL.

PLAY BOOK STORE AZEELA DANASTRI SUDAH KENA TAKE DOWN UNTUK KECINTAAN AZEELA/ThereAD YANG MAU PELUK BUKUNYA BISA BELI DI KARYAKARSA ATAU KE 082123409933

"Aku akan lewat luar saja. Sebentar saja, tidak sampai lima menit eh salah tiga menit."

Radjini dengan cepat menggeleng panik. "Aku aja yang mengambil ke belakang. Kamu jangan keluar, masih hujan."

Agha pun mengurungkan niatnya setelah Radjini melepaskan cengkraman pada tangannya yang liat dan berotot itu.

Radjini tidak membuang waktu sebelum pria itu kembali berubah pikiran. Ia segera melepas sepatu sandalnya dan menyelinap ke belakang setelah mengucapkan kata permisi dan maaf. Radjini menungging dan menekuk tubuhnya untuk meraih payung itu di lantai mobil dekat dengan lipatan jok belakang mobil.

Agha mengertakan giginya mendapatkan pemandangan bokong Radjini yang terbungkus oleh jeans terpampang nyata di depan mata. "Sudah belum?"

"Sebentar," ujar Radjini yang masih berusaha menggapai payung. "Nah sudah," tambahnya tak lama kemudian.

"Ayo keluar aku sudah memesan."

"Cepat sekali? Bukannya tadi kita akan makan di rumah?" tanya Radjini seraya memakai kembali sandalnya.

Radjini menghela napas panjang saat benda pipih dalam tasnya kembali berdering. Perasaan Radjini sangat tidak karuan saat ini, rasanya waktunya tidak tepat. Kenapa ia sangat sibuk hari ini. Seolah semua orang mengantri bergantian untuk menghubunginya. Seperti tidak ada hari esok, saja.

"Maaf," ujarnya pada Agha dengan meringis penuh penyesalan.

Agha sebetulnya jengkel dengan banyaknya interupsi moment kebersamaan dengan istri lupa ingatannya ini. Apa Radjini sehari-hari memang sesibuk ini. Lalu untuk apa istrinya itu malah melamar pekerjaan di resort baru miliknya? Apakah Radjini mengingat Devan tetapi lupa dengan dirinya? Apa tadi ia pura-pura tidak mengingat Devan. Sementara jika Radjini pernah melihat posternya di Kantor Agency itu seharusnya Radjini tahu juga jika resort itu adalah hasil proyek kerjasamanya dengan Devan. Terlebih Radjini juga seolah sangat percaya berpergian dengannya. Padahal jika orang normal dan tidak saling kenal tentu hal itu tidak akan wanita itu lakukan kecuali ada permainan yang sedang dimainkan oleh Radjini. Agha harus mencari tahu apa itu, tetapi sebelumnya perutnya harus diisi dulu.

"Nanti saja diangkat setelah kita ada di dalam." Melihat Radjini yang masih bergeming seraya memeluk tas imutnya itu. Agha kemudian menambahkan mengingat ada yang berbeda dari Radjini, "Nanti kena air."

GORESAN LUKA LAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang