27G. INI MAMA

78 19 1
                                    

KALIAN BISA BACA CERITANYA YANG LEBIH LENGKAP DI KARYAKARSA, KBM DAN INNOVEL.

PLAY BOOK STORE AZEELA DANASTRI SUDAH KENA TAKE DOWN UNTUK KECINTAAN AZEELA/ThereAD YANG MAU PELUK BUKUNYA BISA BELI DI KARYAKARSA ATAU KE 082123409933

"Oh ya?" tanya Asparini bertukar pandang dengan Surya yang mengedikkan bahu.

Apsarini hanya takut cucunya kecewa karena dirinya pun takt ahu bagaimana reaksi Radjini bertemu dengan buah hatinya.

Suara riang Niha terdengar dari dalam rumah hingga Radjini yang tadi mengintip sebentar isi koper agar sang anak jika bertanya dirinya bisa menjawab. Namun kini dirinya bangkit berdiri di ruang tamu menatap tajam ke arah pintu yang terbuka dengan tubuh yang sangat tegang.

Agha berada di belakang tubuhnya siap menopang atau berjaga-jaga dengan reaksi mungkin yang tak terduga dari Radjini.

"Mama Niya mana?!" tanya gadis kecil itu saat melihat pelayan menyambut di depan pintu.

Sang pelayan menunjuk ke arahnya dan ada Tantri dan Windy yang bergabung dan hendak mengabadikan momen tersebut.

"Abang, anak kita," ujar Radjini yang gugup dan juga antusias mendengar suara cadel itu.

"Iya, Sayang. Anak kita."

"Anak kita." Radjini sangat bangga mendengar itu.

Namun begitu sang anak bertatapan dengan Radjini. Wajah yang tadinya bahagia berubah penuh tanda tanya. Niha yang meminta turun dari gendongan Surya kini kembali menggelayut di kaki sang kakek.

"Itu Mama, Nak," ujar Surya.

"Atung. Itu butan Mama. Mama Niya mana?"

Hati Radjini seperti teremas tangan tak kasat mata. Sakit hati saat sang anak menyebut nama orang lain. Kecurigaannya terbukti Agha memang sudah bertemu dengan Radmila dan apa yang Agha bilang tadi? Anaknya mengenalinya sebagai Mama Jini? Mana buktinya? Sang anak malah menyebut nama wanita lain. Radjini paham apa yang dikatakan Niha dengan lidahnya yang cedal itu. Radjini cukup waras untuk memahami itu.

Tubuhnya meluruh ke lantai dengan wajah yang sudah bersimbah air mata. Wajah itu persis dengan yang ada dalam mimpinya sama dengan yang ada dalam ponsel Agha. Lebih cantik bahkan, walau tubuhnya lebih kurus dari anak seumurannya.

"Ini Mama, Nak," ujar Radjini dengan tangan terulur.

"Niha... ini Mama, Nak. Mama Jini," ujar Radjini seraya mengangguk-ngangguk di sela tangisannya.

GORESAN LUKA LAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang