KALIAN BISA BACA CERITANYA YANG LEBIH LENGKAP DI KARYAKARSA, KBM DAN INNOVEL.
PLAY BOOK STORE AZEELA DANASTRI SUDAH KENA TAKE DOWN UNTUK KECINTAAN AZEELA/ThereAD YANG MAU PELUK BUKUNYA BISA BELI DI KARYAKARSA ATAU KE 082123409933
Empat hari sebelumnya....
Mbok Sar tertegun dengan duduk di tepi ranjang kamar Niha seraya memeluk selimut milik gadis kecil itu. Anak asuhnya, yang sudah dirinya rawat sejak kembali dari rumah sakit. Asparini yang baru saja keluar dari kamarnya tertegun di ambang pintu.
"Kamu ngapain di sini, Mbok?"
Mbok Sar dengan mata berkaca-kaca menoleh ke arah sang majikan. "Saya kangen Nduk Cilik, Bu."
Asparini menghela napas panjang. "Aku juga sebenarnya. Apalagi Radjini pergi dengan raut wajah yang begitulah," ujarnya seraya menerawang mengingat ekspresi Radjini yang acuh tak acuh saat pamit membawa Niha pergi.
"Nduk gimana kabarnya ya, Bu?"
"Kata Agha, Niha sehat. Nanti Agha juga balik ambil pakaian. Aku aja bingung sebenarnya, Mbok."
Asparini lalu bergabung dengan Mbok Sar di kamar cucunya.
"Bingung kenapa, Bu?"
"Rumah ini 'kan, besar. Belum lagi ada rumah-rumah lainnya milik Agha di beberapa tempat. Tapi kok, ya mereka milih tinggal di resort belum lagi aku nggak dikasih tahu nama resortnya."
"Pasti Mbak Jini yang tentukan."
Asparini mengangguk. "Untung saja dia menginap di resort milik kita juga. Tapi kayaknya dia nggak tahu juga sih."
"Jujur sebenarnya saya cemas," kata Mbok Sar dengan sorot yang sesuai dengan ucapannya.
"Kenapa?"
"Maaf sebelumnya ya, Bu."
"Iya. Katakan?"
"Mbak Jini 'kan, stressnya baru sembuh. Lalu tiba-tiba bawa pergi Nduk itu rasanya gimana gitu, saya tuh."
"Jangankan kamu, Mbok. Aku juga iya. Aku sampai bilang sama Agha. Tapi ya gimana, dia 'kan ibunya lebih berhak mengasuh daripada kita."
"Saya cuma takut kalau dia kumat gitu atau diculik orang jahat lagi."
Asparini yang semula juga merasakan kegundahan semakin penasaran dengan ucapan pembantunya itu. "Apa maksudmu diculik lagi? Siapa yang diculik?"
"Eh, itu Bu, anu." Seketika Mbok Sar pucat pasi mendapati sang majikan yang kini menatapnya tajam sarat penasaran.
"Jawab aku, maksudnya gimana aku bingung?"
Mbok Sar baru saja membuka mulut hendak menjawab tetapi Surya sudah menyusul keduanya dan kini berdiri di ambang pintu.
"Kamu di sini, Sayang. Aku sudah mencarimu dari tadi."
"Ada apa?" tanya Asparini yang mendapati Surya datang dengan raut wajah cemas dan napas ngos-ngosan.
"Desas-desus di kantor semakin menggila kalau Agha sudah menelantarkan istrinya. Banyak karyawan yang mulai tidak simpati."
"Loh, maksudnya gimana? Radjini dulu 'kan, kabur. Bukan kita yang usir."
"Dan alasannya jelas karena Agha yang selingkuh dengan Radmila. Kamu lupa," seloroh Surya.
Asparini lalu tercekat di tempatnya dan menatap sang suami seolah baru kembali disadarkan.
"Kamu harus sabar ya. Bagaimanapun Radmila dulu adalah mantan kekasih suamimu. Wajar kalau mereka sekarang kembali dekat apalagi bisnis bapakmu juga Radmila ikut andil di dalamnya. Kamu paham 'kan, kalau dulu kamu menikah hanya sebagai istri pengganti."
Ulu hati Asparini terasa seperti ditonjok tinju tak kasat mata kembali teringat dengan ucapannya itu kepada Radjini itu. Semakin kesadarannya bertambah, rasa takutnya semakin besar sebab prasangka bahwa kemungkinan Radjini ingat semuanya. Itulah sebabnya kemarin sebelum pergi, perangai menantunya berubah.
'Apa iya, Radjini ingat dengan ucapanku itu ya?'
Asparini sangat ingin menangis sebab rasa bersalah itu. Namun disisi lain, ia pun sadar nasi sudah menjadi bubur. Waktu tidak bisa diputar kembali. Ingin meminta maaf pun sampai detik ini, dirinya masih bingung bagaimana caranya karena Asparini pun tidak tahu sampai sejauh nama Radjini mengingat semuanya.
"Bayu juga sudah tidak melakukan kerjasama dengan kita lagi. Agha menutup semua akses dan sekarang aku yang harus menghadapi semua pemegang saham."
Asparini mengelus dadanya karena terkejut dengan berita itu. "Padahal beberapa hari yang lalu mereka bertemu."
Surya mengangguk dan Mbok Sar izin undur diri, tidak mau tahu dengan percakapan kedua majikannya.
"Bu, saya ke pasar dulu ya."
"Iya Mbok," jawab Asparini.
"Aku tidak tahu apa yang terjadi dengan pertemuan mereka. Apa Agha tidak cerita, Bu?" Surya kini ikut duduk bersebelahan di ranjang Niha.
Asparini menggeleng. "Mungkin dia lupa, karena pusing Radjini pergi dengan Niha itu."
"Aku rasa, bisa jadi Bayu menyinggung Agha. Padahal selama ini meski ada perceraian dan Radjini yang pergi dari rumah, semua kerjasama tetap terjalin. Anehnya lagi lelang tender proyek kita gagal terus. Sucipto juga mulai ingin memisahkan diri dari Aksa Persada Utama."
"Loh, ngapain? Bukannya dia punya saham 17%?"
"Itu dia. Mungkin ada pengaruh dari Devan."
"Devan juga mau menjual sahamnya?" Asparini bertanya dengan napas tersengal tidak percaya.
"Sepertinya begitu."
"Kenapa sih, mereka ini?" Asparini sungguh tidak habis pikir dengan semuanya. Belum selesai rasa rindu dengan cucu terobati eh, ditambah lagi mendengar kabar seperti ini.
"Devan tahu, Radjini sudah bersama Agha dan sepertinya dia menginginkan Radjini berpisah dengan Agha."
![](https://img.wattpad.com/cover/338253235-288-k564933.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GORESAN LUKA LAMA
DragosteBukan salah Radjini kalau dirinya menikah dengan Agha. Akibat Radmila-kakaknya-melarikan diri, ia menjadi pengganti. Namun, keadaan itu justru menciptakan polemik. Radjini kehilangan kewarasannya dan juga amnesia. Saat ia muncul kembali di kota tem...