14D. Kerjasama

130 22 1
                                    

KALIAN BISA BACA CERITANYA YANG LEBIH LENGKAP DI KARYAKARSA, KBM DAN INNOVEL

PLAY BOOK STORE AZEELA DANASTRI SUDAH KENA TAKE DOWN UNTUK KECINTAAN AZEELA/ThereAD YANG MAU PELUK BUKUNYA BISA BELI DI KARYAKARSA ATAU KE 082123409933

Memang benar Wilma memberitahu jika pesanan mereka membludak. Apalagi ada beberapa yang berasal dari pada selebgram. Entah bagaimana mereka bisa tahu usaha online Radjini ini. Apa mungkin karena ia kerap membuat video tutorial walaupun banyak orang tidak tahu bagaimana wajahnya. Ia jelas tidak mau orang lain tahu dirinya masuk sosial media. Radjini tidak merasa nyaman, biarlah ia berada di balik layar. Keinginannya itu pun sejalan dengan pemikiran keluarga Marwan dan juga Wilma.

"Tuh 'kan, manggil Bapak lagi. Tapi sudah sepakat panggilnya abang."

"Eh iya lupa," ujarnya dengan nyengir kuda.

"Kalau begitu ayo kita belanja."

Menghabiskan waktu sekitar satu jam setengah untuk memilih beberapa mesin. Kebetulan ada Alice dan wanita itu membantu memilihkan mesin apa saja yang paling dibutuhkan saat ini. Termasuk mesin rajut otomatis dan juga manual.

Kembali Radjini bengong saat mesin-mesin itu dibungkus dan Agha berdiri di meja kasih. Radjini sampai berjinjit untuk tahu berapa nominal yang harus dikeluarkannya dan begitu tahu nominal harga yang menurutnya di luar nalar karena sejatinya ia tak memiliki uang sebanyak itu. Ia pun mulai panik dan kemudian mencengkram pergelangan tangan Agha yang hendak mengulurkan kartu debit.

"Ada apa?" tanya Agha yang menunduk melihat wajah Radjini yang pucat.

Radjini membalas seraya berjinjit agar bisa berbisik. "Banyak sekali, aku nggak punya duit buat bayar."

Agha mengusap punggung tangan Radjini dengan tangannya yang lain. Alih-alih mengingatkan tentang kerjasama pria itu pun balas berbisik, "Kamu lupa, aku suamimu. Dan sudah menjadi tugas seorang suami memenuhi keinginan istrinya. Apalagi keinginanmu ini sangat positif."

Agha berdoa dalam hati bahwa Radjini tidak akan membantah kali ini. Andai saja hal ini ia lakukan seperti saat keadaan istrinya dulu, Radjini akan segera menolak. Gengsi istrinya dulu setinggi gunung gede. Susah ditaklukkan, Radjini paling anti berhutang budi walaupun dengan suaminya sendiri.

"Ya," bujuk Agha. "Jawab dong."

Radjini yang malu dengan kedekatan mereka istimewa Alice mengulum senyum dari balik meja kasih bersama dua pegawai wanita lainnya. Bukannya menjawab ia malah menyurukkan wajahnya di ceruk leher Agha yang tentu saja hal itu dimanfaatkan Agha dengan balas memeluk dirinya.

Alice yang sudah tahu perihal Radjini memaklumi saja tingkah sepasang suami istri itu.

Setelah proses pembayaran selesai. Baik Alice dan kedua pegawainya mulai berdecak kagum serta menggibah tentu saja.

"Jiwa jomloku meronta lihat Mbak Jini sama suaminya," ujar wanita berhijab hitam.

"Iya romantis banget, coba suamiku sayang begitu ya," balas yang lain.

GORESAN LUKA LAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang