10A. Gentar

329 44 5
                                    

KALIAN BISA BACA CERITANYA YANG LEBIH LENGKAP DI KARYAKARSA, KBM DAN INNOVEL.

PLAY BOOK STORE AZEELA DANASTRI SUDAH KENA TAKE DOWN UNTUK KECINTAAN AZEELA/ThereAD YANG MAU PELUK BUKUNYA BISA BELI DI KARYAKARSA ATAU KE 082123409933

Radjini gentar, ia mulai kebingungan untuk menghadapi pria yang berada dalam satu mobil dengannya ini. Sorot tajam serta intonasi bicaranya tadi seolah sedang menahan amarah dan cemburu.

'Benarkah begitu, cemburu?'

Radjini memutus pandangan mereka dan memalingkan wajahnya. Ia bingung dengan dirinya yang bisa menganalisis sosok ini, seharusnya ia merupakan orang asing, bukan? Sementara selama ini yang ada di dalam benaknya hanya berpusat pada anaknya yang entah berada di mana. Radjini melarikan sorot matanya tak fokus entah apa yang dilihatnya di luar sana. Sedangkan mobil masih melaju sedikit melambat karena kemacetan.

Radjini tersentak saat dagunya terapit jari ramping nan harum dan dipaksa untuk kembali saling bertukar pandang dengan sorot tajam yang mulai sedikit melembut. "Kamu belum menjawab pertanyaanku."

Radjini menelan salivanya kasar mendengar intonasi lembut dari sang pemilik suara. "A ... aku mau pulang," ujarnya sarat kecemasan. Ada penyesalan menelusup, Radjini lupa menanyakan nama pria yang asing tapi terasa dekat dengannya itu tetapi juga tidak berani bertanya.

"Kita akan pulang. Tapi kamu makan malam dulu."

Radjini membuka mulut tapi ia urungkan saat ponselnya yang masih ada dalam genggaman Agha berdering. "Hapeku ... minta boleh?" tanyanya hati-hati dengan telapak kanannya menengadah.

Agha melirik ponsel yang berdering dalam genggamannya setelah memastikan bukan nama pria yang terpampang di sana, ia pun memberikan pada Radjini. "Hidupkan pengeras suaranya."

Radjini menyunggingkan senyum terima kasih seraya mengangguk patuh.

"Jini ya."

"Ha ... halo? Iya Ini di sini." Radjini melirik pada Agha memeriksa akan reaksi pria itu yang tampak kaget dengan suara yang menyapa duluan sebelumnya. "Bang Tigor ada apa?" tambahnya lagi alih-alih mengoreksi panggilan dari pria itu. Radjini tidak suka dipanggil Jini. Jini hanya mengingatkan dirinya pada mantan suami dan wanita yang mengaku sebagai kakaknya itu.

Agha melirik Radjini begitu nama Tigor disebut, raut wajahnya semakin keras dari sebelumnya.

Radjini pun sudah bisa menebak akan hal itu. Agha sepertinya tidak suka jika dirinya menerima telepon di dalam mobil pria itu, tetapi apa sebabnya tentu saja Radjini tidak tahu. Tidak mungkin juga karena dugaannya tadi, sudah pasti itu. Siapa juga pria dengan mobil mewah, tubuh atletis dan sangat tampan ini bisa menyukai mantan wanita sinting seperti dirinya. Ditambah lagi lemotnya.

GORESAN LUKA LAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang