14E. Kerjasama

130 23 1
                                    

KALIAN BISA BACA CERITANYA YANG LEBIH LENGKAP DI KARYAKARSA, KBM DAN INNOVEL

PLAY BOOK STORE AZEELA DANASTRI SUDAH KENA TAKE DOWN UNTUK KECINTAAN AZEELA/ThereAD YANG MAU PELUK BUKUNYA BISA BELI DI KARYAKARSA ATAU KE 082123409933

"Ya kalau suamimu pengusaha properti dan pemilik hotel dan resort semua bisa," jawab Alice.

"Masa sih, Ce? Padahal Mbak Jini sederhana sekali nggak kelihatan istri orang kaya," ujar si Hijab hitam bernama Nurul.

"Ya begitulah, dia memang sangat sederhana," balas Alice seraya mengingat bagaimana Radjini dulu saat bersekolah dengannya. "Nurul kamu pergi bersama Pak Todung untuk antar mesin itu nanti setelah diinfo alamatnya, ya. Sekalian jangan lupa foto ya tempat usaha Radjini untukku."

"Baik Ce."

*

Radjini menatap ke luar jendela saat Agha melakukan panggilan telepon yang ia duga adalah dengan ibu pria itu.

"Iya, Ma. Pinjam dulu tempatnya satu ya. Atau dua karena sepertinya mesin-mesin nggak cukup masuk di satu tempat."

Asparini yang memiliki beberapa komplek ruko mengiyakan keinginan putra tunggalnya. Apalagi ini untuk menantu tersayangnya.

"Tentu saja. Kamu minta kunci sama Asyah. Mama masih temani Niha berenang."

"Baik Ma. Terima kasih."

Agha langsung menghubungi Asyah, kakak sulungnya yang memang dipercayakan sang mama untuk memegang kunci ruko. Setelah kakaknya menyetujui ia pun bergegas meluncur ke sana. Setengah jam kemudian mereka sampai di halaman ruko.

Radjini membuka kaca mobil penasaran dengan dua orang yang berdiri di samping sepeda motor tepat di depan mobil Agha.

"Ayo turun, kakak dan adikku sudah menunggu."

"Mereka saudaramu?"

"Iya."

"Kenapa aku nggak ingat?" tanya Radjini yang lebih kepada dirinya sendiri saat memindai keduanya dan sama sekali tidak ingat apapun. Padahal Agha sendiri bilang mereka adalah sepasang suami-istri tentu seharusnya tahu dong, Radjini siapa saja keluarga suaminya.

"Mama benar-benar curang. Aku disuruh sewa ruko sementara mantu kesayangan dikasih gratis."

Ucapan salah satu wanita yang Radjini duga adalah seumuran dengannya membuatnya meringis sungkan dan beringsut ke belakang tubuh Agha.

Agha yang melihat pergerakan Radjini yang sepertinya takut dengan nada keras dari Tantri langsung melayangkan tatapan mengingatkan pada adiknya yang mungkin saja lupa. Sementara Agha mengencangkan genggaman tangannya yang menggandeng Radjini seraya jempolnya mengusap punggung tangan istrinya itu.

"Aku bayar ya. Hitungannya sewa ini."

"Benar Mbak?" tanya Tantri yang tak sepenuhnya percaya menatap Asyah.

"Benarlah. Ya kali gratis. Bisnis is bisnis," ujar Asyah yang lalu mendekat ke arah Radjini.

"Jini yuk kita lihat dalam rukonya."

"Ini."

"Ya?"

"Panggil Ini jangan Jini. Namaku Ini."

Asyah melirik sekilas pada Agha yang mengangguk dan akhirnya Asyah paham ada sesuatu yang berbeda dengan Radjini—menantu yang hilang ini.

GORESAN LUKA LAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang