13C. Pelan Tapi Pasti

130 10 0
                                    

KALIAN BISA BACA CERITANYA YANG LEBIH LENGKAP DI KARYAKARSA,KBM DAN INNOVEL

PLAY BOOK STORE AZEELA DANASTRI SUDAH KENA TAKE DOWN UNTUK KECINTAAN AZEELA/ThereAD YANG MAU PELUK BUKUNYA BISA BELI DI KARYAKARSA ATAU KE 082123409933

Pintu ruangan Devan terbuka dengan kasar dari arah luar. Agha berdiri menjulang di ambang pintu. Pria itu menatap tajam ke arah sepupunya yang lebih muda lima tahun darinya itu. Ia pun tak peduli dengan tatapan kaget dari para staf lainnya.

"Ada apa kamu datang seperti topan?" tanya Devan dengan santai dari balik mejanya.

Bahkan tatapannya hanya sebentar melirik Agha sebelum kembali memusatkan perhatian pada komputer di depannya yang segera dalam hitungan detik sudah tergeletak mengenaskan di lantai.

"Aku peringatkan padamu ini pertama dan terakhir kalinya Devan." Agha sudah berdiri dengan jari dari tangannya yang kekar menunjuk dan hampir menyentuh ujung hidung mancung Devan yang masih duduk santai di balik meja.

"Apa," jawabnya seraya menahan rasa amarah seolah dipermalukan oleh Agha di depan para staf di devisinya.

"Jangan halangi usahaku menemukan Radjini. Bagaimanapun dia masih sah sebagai istriku. Perbuatanmu kemarin yang memalsukan alamat aku anggap adalah usahamu menghalangi yang terakhir kalinya."

"Bagaimana kalau aku memang akan merebutnya dari kamu," tantangnya kini dengan dagu terangkat pongah.

Agha langsung melayangkan tinju tepat di hidung mancung Devan dan seketika darah segar mengucur dari sana. Kesiap dan jeritan tertahan dari para staf perempuan membuat Agha mundur dan menyadari perbuatan spontan nya. Tetapi ia tidak gentar atau pun menyesal melakukan itu pada sepupunya.

Kembalinya Radjini ke dalam hidupnya tidak boleh dihalangi oleh siapapun dan ia akan melakukan apapun agar wanita itu tak pernah pergi dari pelukannya lagi.

Beberapa pria hendak menolong Devan tetapi pria muda itu memberikan tatapan peringatan untuk mereka yang mendekat.

"Aku akan melakukan apapun agar Radjini kembali ke pelukanku. Kamu sudah menelantarkan dia," ujar Devan keras kepala seolah memiliki nyawa lebih dari satu.

Sementara pria yang lebih tua dengan postur tubuh yang lebih kekar dan tinggi itu sudah siap akan membunuhnya.

"Kali ini mungkin hanya hidungmu yang patah. Tapi lain kali jika sampai kamu terbukti melaksanakan rencana gilamu itu. Bagian tubuhmu yang lain yang akan patah."

Devan meludah yang disertai asin darahnya sendiri. Ludahan penuh penghinaan pada Agha. Ia menantang sepupunya terang-terangan. Biarlah sudah terlanjur basah. Biar tercebur sekalian. Lagi pula sejak awal dirinya yang menjadi kekasih Radjini dan Agha yang merampasnya.

Dulu memang Devan belum semapan sekarang tetapi seiring sejalannya waktu semua berubah tetapi hatinya untuk Radjini tak pernah berubah. Pelan tapi pasti, Radjini akan kembali dalam pelukannya dan mencampakan Agha lagi.

GORESAN LUKA LAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang