11A. Bukan Penculik

274 28 1
                                    

KALIAN BISA BACA CERITANYA YANG LEBIH LENGKAP DI KARYAKARSA, KBM DAN INNOVEL

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KALIAN BISA BACA CERITANYA YANG LEBIH LENGKAP DI KARYAKARSA, KBM DAN INNOVEL

PLAY BOOK STORE AZEELA DANASTRI SUDAH KENA TAKE DOWN UNTUK KECINTAAN AZEELA/ThereAD YANG MAU PELUK BUKUNYA BISA BELI DI KARYAKARSA ATAU KE 082123409933


Pertanyaan Radjini sudah diujung lidah tetapi kembali terinterupsi dengan ponselnya yang berdering ia lalu melirik pada Agha. Namun setelah mereka duduk berhadapan saat ini, pria itu tampak sedang fokus dengan ponselnya sendiri.

"Siapa ya, kok, nggak ada namanya." Radjini berkata sendiri.

Radjini mengernyit heran pada nomor asing yang kini terpampang di layarnya. Ia masih berpikir menduga-duga siapa yang sekarang menghubunginya tetapi lagi-lagi kini ponselnya sudah kembali berpindah tangan.

"Eh! Pak?! Jangan main rebut terus dong. Ini jadi kaget," ujarnya tangannya terlihat bergetar saat berusaha kembali meraih ponselnya yang ditangan Agha.

Agha langsung memilih tombol hijau dan begitu terdengar suara perempuan. Agha lalu mengembalikan ponsel dengan pengeras suara yang sudah diaktifkan. Sementara pelayan yang berjalan mendekat ke meja mereka dikode untuk menjauh. Agha ini tahu siapa yang menghubungi Radjini kali ini.

"Wah ... kamu ternyata, Wilma. Kenapa lama sekali? Aku tadi sudah menunggumu sampai pegal badanku di depan toko mesin jahit. Kamu pakai nomor baru lagi? Bukan nomor ini yang aku simpan," berondong Radjini.

Mendengar Radjini menyebutkan toko mesin jahit. Agha teringat dengan Tantri dan bagaimana tadi ia langsung meninggalkan adiknya itu tanpa pesan. Agha sangat yakin, meski Tantri paham apa yang terjadi tapi nanti adiknya akan memberikan raut masam padanya. Ia pun langsung mengirimkan pesan permintaan maaf dan menjelaskan alasan kepergiannya serta berjanji untuk mengganti acara berbelanja mereka di lain waktu. Saat ini wanita di depannya ini lebih penting dari apapun.

"Maaf Mbak Ini. Hapeku kena air, ini aku pake hape pacar aku. Laptopku juga agak eror gitu jadi susah hubungi tadi. Mbak ini di mana sekarang?"

"Memangnya hapemu butuh mandi atau kehausan sampai bisa kena air?" tanyanya dengan polosnya.

Agha mengerutkan dahinya mendengar balasan Radjini, ia tak tahu maksud istrinya itu, entah bercanda atau memang sarkasme.

"Enggak Mbak tadi kehujanan pas otw ke komplek toko. Mbak Ini sekarang di mana?"

"Aku di rumah makan khas Aceh."

"Hah, ngapain? Hujan lebat loh ini, Mbak? Kamu nggak takut sakit pergi sendiri begitu?"

GORESAN LUKA LAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang