KALIAN BISA BACA CERITANYA YANG LEBIH LENGKAP DI KARYAKARSA, KBM DAN INNOVEL.
PLAY BOOK STORE AZEELA DANASTRI SUDAH KENA TAKE DOWN UNTUK KECINTAAN AZEELA/ThereAD YANG MAU PELUK BUKUNYA BISA BELI DI KARYAKARSA ATAU KE 082123409933
Agha malu luar biasa dan saat ini tingkat stresnya, sudah menyamai saat ditinggalkan Radjini dulu. Bukan semata karena harga saham perusahaan yang turun, toh tanpa perusahaan ini pun usahanya yang lain sudah berkembang pesat. Namun semuanya tidaklah sama lagi, jika sampai Radjini mempercayai apa yang diberitakan oleh media. Bisa-bisa istrinya kembali meminta untuk berpisah. Itulah yang menjadi kekhawatiran utamanya. Apalagi kalau seperti saat ini, sudah ada Niha diantara mereka. Agha sungguh tidak bisa membayangkan jika sampai Radjini pendek pikir dan membawa pergi sang putri. Terlebih jika sampai bertemu dengan Devan dan keluarga Prawiro.
Agha yang sudah melepas jas dan menggulung kemeja panjang sebatas siku segera mengusap lengan bawahnya yang merinding. Ia pun menghela napas panjang. Berita yang beredar semakin liar, dengan narasi yang entah bersumber dari mana. Meski sebenarnya dirinya sudah curiga dan berprasangka pada beberapa orang. Namun masih memerlukan bukti jika merekalah sumber bola panas itu.
Agha meraih ponsel dan menghubungi Radjini, saat yang bersamaan pintunya diketuk dan muncul Surya dengan wajah memerah menatapnya tajam. Agha menekan tombol merah dan kembali meletakan ponsel karena kedatangan sang ayah.
"Ada apa, Pa?"
"Ommu mau ke sini," jawab Surya dan segera duduk di sofa dan meluruskan kakinya. "Aku capek sekali rasanya beberapa hari ini, apalagi tidak ada Niha sekarang pengobat rasa."
Agha tersenyum simpul. "Masih ada Mama, loh. Sebelum ada kami 'kan, pelipur lara adalah Mama."
"Hah ... mamamu sama saja, tiap hari ngomongin Niha terus sama ART. Sepertinya dia kangen juga tapi nggak berani telepon Jini."
"Kenapa tidak? Telepon saja. Radjini tidak marah kok."
Surya kini menegakkan duduknya dengan mengganjal punggung dengan lebih banyak bantal sofa. "Apa dia belum tahu soal beritamu?"
Agha menggeleng dan Surya mengerutkan alis.
"Belum tahu atau gimana? Bagaimana responnya? Papa tadi sempat menghubungi resort tapi kalian sudah check out. Sekarang ke mana kalian pindah?"
"Aku tidak tahu. Radjini sama sekali belum menelepon kembali dalam artian merespon berita itu. Bisa jadi nanti jika kami bertemu dia baru akan membicarakan hal ini."
"Artinya dia sudah tahu?"
Agha menggeleng cepat. "Aku tidak yakin, tapi kalau dia sudah bertemu dengan keluarga Pak Marwan, kemungkinan besar sudah tahu."
"Papa sejujurnya penasaran dengan reaksinya. Lagi pula sejak dulu, papa sudah menduga jika hal ini pasti akan terjadi. Andai kamu tidak terburu-buru menikahi Radmila semuanya tidak akan runyam seperti ini. Kamu juga tidak mau mendengarkan papa."
Agha menunduk malu, didorong oleh keinginannya dulu untuk membalas sakit hati kepergian Radjini yang meninggalkan anaknya saat bayi merah di rumah sakit sendirian dan ia pun menerima Radmila sang mantan pacar untuk menjadi istrinya pada akhirnya kini menjadi senjata untuk menjatuhkannya.
"Papa sudah berkali-kali bilang, dendam tidak akan pernah membawa kedamaian. Sekarang lihat hasilnya," ujar Surya seraya merentangkan tangannya. "Syukur-syukur nanti jika kamu bertemu istrimu dia nggak akan mengamuk lagi dan kabur membawa Niha."
Agha pun mendongak menatap sang ayah dengan mata memerah dan sorot putus asa. Ketakutannya terbaca sudah oleh Surya dan pria yang lebih tua itu bangkit dan merangkul Agha.
![](https://img.wattpad.com/cover/338253235-288-k564933.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GORESAN LUKA LAMA
RomanceBukan salah Radjini kalau dirinya menikah dengan Agha. Akibat Radmila-kakaknya-melarikan diri, ia menjadi pengganti. Namun, keadaan itu justru menciptakan polemik. Radjini kehilangan kewarasannya dan juga amnesia. Saat ia muncul kembali di kota tem...