12A. Alamat palsu

176 26 3
                                    

KALIAN BISA BACA CERITANYA YANG LEBIH LENGKAP DI KARYAKARSA, KBM DAN INNOVEL

PLAY BOOK STORE AZEELA DANASTRI SUDAH KENA TAKE DOWN UNTUK KECINTAAN AZEELA/ThereAD YANG MAU PELUK BUKUNYA BISA BELI DI KARYAKARSA ATAU KE 082123409933

"Kamu dari mana saja. Masa adiknya ditinggal begitu saja!" tegur Asparini begitu Agha terlihat dari balik pintu samping mengarah pada garasi dengan senyum tipis tersungging di bibir merahnya. "Eh, malah senyum-senyum sih, Mas! Awas kesambet!"

"Tantri nggak bilang sama Mama?" tanyanya seraya menaruh jas di lengan sofa.

"Enggak. Dari mana kamu?"

"Ketemu Jini."

"Jini? Mana dia?" tanya Asparini yang segera bangkit dan bergegas menuju garasi. Membuka pintunya kasar dan menghidupkan lampunya. Siapa tahu anak dan menantunya ingin membuat surprise dan Radjini bersembunyi di sana.

"Di rumahnya tinggal."

Asparini yang tidak menemukan sosok yang menjadi objek pembicaraan mereka lantas berdiri di ambang pintu yang terbuka dan menatap lurus ke arah Agha.

"Jangan bilang kamu mengembalikan dia ke rumah Bayu."

Agha menggeleng. "Nggak Ma. Dia ada di rumah di mana selama ini dia tinggal."

"Bukannya kamu nggak pernah ketemu dengan dia? Apa informasi itu salah? Mama 'kan sudah bilang pakai jasa detektif saja."

"Memakai jasa mereka itu berlebihan dan ya, alamat yang selama ini di kasih adalah palsu."

"Siapa kira-kira yang bohong? Apa mungkin agency itu berbohong?"

Agha memang sudah menceritakan semua terutama pertemuannya dengan Devan dan juga ancaman pria itu. Ya, Agha memang menganggap apa yang diucapkan oleh Devan adalah sebuah ancaman.

"Aku akan mencari tahu. Tapi sebelumnya aku harus membereskan Devan."

"Anak itu!" geram Asparini seraya mengusap dadanya dan kembali duduk di sofa yang tadi ia tinggalkan.

Agha menyusul duduk di seberang sang ibu dan menghela napas lelah sekaligus senang. Ia melirik jam yang menunjukkan pukul sepuluh tapi rasanya kantuknya datang lebih cepat dan bahunya pun terasa rileks apa mungkin karena pertemuan dengan Radjini tadi?

"Bagaimana Mas?"

"Eh apa, Ma?"

Asparini menghela napas. Rupanya anaknya melamun, tidak heran karena kemunculan Radjini yang tiba-tiba suatu yang membuat mereka bahagia sekaligus sedih dalam waktu yang bersamaan. Istimewa Asparini selalu mencintai menantu kecilnya itu, apapun berita miring tentang Radjini ia tak pernah mempercayainya tanpa melihat dengan mata kepalanya sendiri.

GORESAN LUKA LAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang