55 B. ANDAI

57 15 2
                                    

KALIAN BISA BACA CERITANYA YANG LEBIH LENGKAP DI KARYAKARSA, KBM DAN INNOVEL.

PLAY BOOK STORE AZEELA DANASTRI SUDAH KENA TAKE DOWN UNTUK KECINTAAN AZEELA/ThereAD YANG MAU PELUK BUKUNYA BISA BELI DI KARYAKARSA ATAU KE 082123409933

Radjini dengan air mata berlinang, luka lecet pada jari-jari kaki, siku tangan dan pada rahangnya berteriak masuk ke ruang UGD seraya menjerit mencari keberadaan anaknya.

Laras yang merupakan Dokter Jaga pada malam itu segera mendekatinya dan meraih kedua tangannya yang menjambaki rambut dengan mata panik melihat liar ke sekitar mencari sosok mungil yang disebutnya sebagai anak.

"Mari ikut, ibu," ujar Laras.

"Aku mencari anakku," katanya dengan isakan keras.

"Ayo nanti ibu bantu, mau 'kan?"

"Anakku mana?"

"Ayo kita cari sama-sama."

Laras dan dua perawat berusaha membimbing Radjini memasuki salah satu bilik tindakan. Namun Radjini bersikeras tidak mau beranjak dari tempatnya berdiri.

"Nggak mau. Ini mau anakku."

"Iya. Nanti kami bantu, sekarang kita obati dulu lukanya," bujuk Laras.

Radjni menggeleng. "Ini nggak luka. Ini karena orang jahat itu. Dia bohong, Ini jatuh," protes Radjini, lalu ia mengelus perutnya. "Ini habis melahirkan, di sini sakit."

Ketiga petugas medis itu melirik pada area pribadi Radjini bagian bawah baik depan dan belakang dan memang terdapat bercak darah yang lumayan banyak.

"Ayo kalau gitu, segera kita obati dulu supaya yang nggak sakit lagi perutnya, ya." Kembali Laras membujuk dan salah satu petugas pria membawakan kursi roda.

"Tolong panggilkan Dokter Kandungan," perintah Laras.

Malam itu, merupakan salah satu malam yang tidak bisa dilupakan Laras sampai detik ini dan ternyata pasiennya adalah anaknya sendiri. Darah daging yang sama sekali tidak pernah ia ketahui parasnya sampai detik ini. Mirisnya, wajah sang anak dalam kondisi tidak waras diketahui dari berita televisi.

"Apa yang sebenarnya terjadi padamu, Nak," gumam Laras seraya menyeka wajahnya yang berlinang air mata dan keringat dingin.

Saat yang hampir bersamaan pintu ruang kerjanya terbuka dan Okan Yadgh, pria Turki dengan warna rambut dan mata coklat muda memasuki seraya menatapnnya keheranan.

"Kenapa kamu menangis? Nonton berita apa?" tanya pria tampan itu keheranan melihat sang istri tampak menangis dengan wajah sangat sedih dan menderita.

"Ba. Radjini."

"Ada apa dengan Radjini? Keluargamu sudah menemukannya?"

"Radjini ternyata istri dari Agha Danayaksa."

"Apa? Bagaimana bisa dia mengenal pria itu?"

"Dia ternyata adalah pasienku dulu. Pasien yang kehilangan anaknya bahkan saat darah nifasnya masih mengalir deras," ujar Laras dengan tangis yang semakin deras.

"Apa maksudnya, aku nggak ngerti."

Laras menatap suaminya yang masih berdiri dengan tas kresek berisi martabak manis. "Radjini pernah menjadi pasienku. Kehidupan seperti apa yang pernah dia alami sebenarnya."

Okan dengan mulut ternganga tidak bisa berkata apa-apa, hanya bisa berdiri kaku di tempatnya.

"Bayu dan Nimala berhutang banyak penjelasan kepadaku."

Okan berusaha menelan salivanya kasar dan menjawab, "Pengacaraku sudah menyelidiki bahwa surat adopsi itu tidak sah. Radjini masih anak kita."

"Kalau begitu pernikahan mereka juga tidak sah."

"Andai aku bertanggung jawab dengan segera, hal ini tentu tidak akan terjadi kepada Radjini," ujar Okan sarat dengan penyesalan.

GORESAN LUKA LAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang