Chapter 35

2.9K 272 64
                                    

Kini, Boboiboy sudah siap mandi.

Sudah wangi, sudah bersih, sudah kinclong~!

Biasanya orang setelah mandi akan merasa rileks TAPI-

"Jadi adik, ada apa-apa yang mau diucapkan pada kami?" tanya Solar dengan senyuman.

Dah ketar-ketir dah dia duduk di single sofa itu sedangkan lima putra itu duduk bersebrangan dengan Boboiboy.

Kebayang sama tekanannya bukan?

'Sialan, sialan, sialan–!!'

Gegara tadi di mobil dia terlalu takut, akhirnya dia emosional, terus nangis sambil meminta maaf.

'G*BL*K KAU BOY G*BL*K!! Mereka itu orang b*ngs*t sialan!' (⁠ノ⁠ಠ⁠益⁠ಠ⁠)⁠ノ

Solar menyesap secangkir kopinya.

Ah. . . rasa pahit kopi benar-benar yang terbaik untuk menghilangkan stress. . .

"Hebat ya adik, kamu habiskan satu botol parfum buat minggat dari rumah. Hebat. . slurp. . ." kata Solar sembari menyesap kopinya lagi.

Tatapan mata Solar begitu tajam.

Sangking tajamnya, tatapan itu bisa membunuh kalau Boboiboy terus terang menatapnya.

Duri hanya memberikan senyum polos penuh makna; (⁠ ⁠╹◡╹⁠ ⁠)

Ais diam dan menatapnya sinis;

Gempa dalam mode tegasnya;

Dan Hali menatapnya tak kalah tajam dari Solar.

Habislah. . .

"Tau gak siapa yang bersihin bau parfumnya? Slurp. . ." lagi-lagi Solar menyesap kopinya.

". . . . . . . . . ." lama-lama Solar naik angin karena gak dibalas.

Tak kunjung mendapatkan jawaban, Ais berinisiatif membuka suaranya.

"Apa yang kamu buat itu sangat berbahaya, aku tau kamu melakukannya untuk kabur tapi ini berlebihan."

'Berlebihan? BER LE BI HAN katanya?' geram Boy dengan apa yang Ais ucapkan, rasa takutnya berkurang berkat ucapannya.

"Jangan mentang-mentang kamu adalah seorang Beta, kamu seenaknya melakukan rencana seperti tadi. Hal itu sangat beresiko karena Alpha yang tidak bisa mengontrol diri, akan kehilangan kendali atas tubuh dan pikirannya sendiri."

'Terus apa hubungannya sama aku sialan.'

Jelas sekali dari raut wajah Boboiboy, isi pikirannya terlukis ke ekspresinya.

"Hh. . . kalau seseorang sedang berbicara, tatap lawan bicaramu. Dasar tidak sopan-"

"Kalian juga tidak." balas Boy cepat. Rada kaget karena dia tiba-tiba asal ceplos.

Ah dah lah! Lagian dia juga kesal. . !

"L-Lagian, kita. . . kit-aa bukannya kenal satu sama lain. ." sambung Boboiboy.

Oh Boy. . .

Sesuatu telah memanas. ಠ⁠◡⁠ಠ

"Tidak kenal satu sama lain? Jangan bercanda deh, setidaknya kamu kenal nama-nama kita." balas Duri.

"Ya aku kenal, tapi nama saja." cibir Boboiboy dengan suara pelan.

"Tidak hanya nama tapi secuil dari kebiasaan kami, pasti kamu tau."

"Ya aku tau. . kalian hanya orang-orang aneh yang terus menempel padaku." jawab Boy kasar.

Jawaban Boy membuat suasana rumah menjadi tegang, mereka tidak suka dengan jawabannya.

Aku Adik dari Sekelompok Mafia?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang