Chapter 88

1.3K 189 46
                                    

Keenam putra tertegun. . . melihat Boboiboy menangis.

Ditemani oleh Gempa, Boboiboy tetap saja menangis sambil memeluk seseorang.

"Siapa. . ?" lirih Duri.

Hali mendekat, melihat ke arah Gempa yang masih mencoba untuk menenangkan Boboiboy.

Bila Hali perhatikan lebih teliti, Hali ingat kembali siapa orang yang sudah menjadi mayat itu.

'Petai. . .'

Yang lainnya menyusul Hali dari belakang dengan pelan. Tampak berhati-hati karena Boboiboy yang sedang menangis.

Tapi mereka tidak ada waktu untuk bersedih-sedih lagi.

"Gempa, bawa adik. . ."

Gempa menatap Hali "Tapi. . ." lirihnya.

"Tak ada tapi-tapi, rumah ini bakal meledak kalau kita di sini terus!" bisik Hali balik pada Gempa.

Mata Gempa membelalak mendengar ucapan Hali.

Meledak?

Kalau mereka di sini terus?!

Gempa mengetap kedua bibirnya erat, ditatapnya Boboiboy lagi sembari menggoyangkan bahunya pelan.

"Adik, kita harus pergi sekarang–."

"ENGGAK!"

Begitu teriak, dia langsung menoleh dengan menatap Gempa tajam. Nampak sekali tatapannya itu ada tersirat rasa kebencian yang begitu mendalam.

"Enggak. . . enggak mau. Enggak mau. . ." terus Boy mengulang kata-katanya. Kembali menundukkan kepalanya.

Hali mengeratkan kepalan tangannya.

Tidak. . . tidak ada waktu lagi.

". . . Tiga menit lagi, bom yang ada di dekat Gempa dengan Boboiboy meledak."

"Total ada tiga ratus bom yang sudah bawahanku tanam. Kalian tidak menyadarinya karena sibuk bertarung kan? Karena gak sangka juga kakekmu ini masih hidup kan?"

Sungguh, tak ada lagi waktu yang boleh terbuang.

"Maaf adik." Hali dengan sigap menariknya dari pelukan Petai dan membawanya pergi.

Tentunya reaksi Boy tidak begitu baik. Boy berteriak sembari memberontak dari gendongan Hali.

Tidak. . . Boy rasa dia ingin lebih lama lagi di sisi 'abangnya', dia belum mau pergi. . . DIA BELUM MAU PERGI!

Karena Boboiboy terus menangis, Solar mencoba mengingatkan "Adik, kita akan ketahuan kalau kamu menjerit terus!"

Seketika Boy menatap sinis padanya.

"DIAM! TAU APA KAU?!"

Kaget karena Boy melawan, Solar yang jadi diam.

Hali juga sebenarnya sudah tidak betah dengan jeritan Boboiboy, karena dia setuju dengan Solar, dimana jeritannya ini dapat memancing musuh dan menghalang mereka dari pelarian mereka ini.

Tapi kalau betul lah ada bom, Retak'ka dan korco-korconya tak mungkin berlama-lama di sini untuk mengejar-ngejar mereka lagi. Mereka pasti akan pergi juga sebelum waktunya bom diledakkan.

DUM!

Sh*t.

Baru aja dibilang.

Sudah ada satu dentuman yang terdengar.

Suaranya cukup jauh, jadi bisa dikatakan ianya terletak di sekitar halaman belakang atau taman area belakang.

Larian Hali semakin cepat.

Aku Adik dari Sekelompok Mafia?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang