Chapter 26

2.8K 293 40
                                    

"Eugh. . . Mn. . . . . . .

. . . . . . .huh. .?"

Badannya terasa berat. .

Mengucek mata saja rasanya lemas sekali. .

"Ahk!"

Boy spontan memegang kepala saat rasa sakit tiba-tiba saja menghantam kepalanya.

Sssht. . .

Kepalanya berdenyut-denyut. . .

Ingin sekali dia tidur kembali. . .

'Sudah jam berapa ini? Kenapa susah sekali buka mata?'

Kucek lagi matanya.

Ugh. . keknya gak berhasil. . .

. . . . . . . . .

"Abang. . . ." panggilnya pelan.

. . . . . . . . . . .

"Abang. . . ?"

Okay, kesadarannya perlahan-lahan makin pulih tiap detiknya.

Saat pandangannya sudah benar-benar jelas, barulah dia seratus persen terkaget-kaget.

Siapa diaaaa?

Oh ya jelas dia adalah Boboiboy!

"Kok aku di sini. . . ?!"

Hiya hiya, bagaimana perasaanmu, Boboiboy?

Bangun-bangun udah di kamarnya sendiri. ୧⁠(⁠ ⁠ಠ⁠ ⁠Д⁠ ⁠ಠ⁠ ⁠)⁠୨

'Apa yang terjadi?! Kok aku di sini lagi?!'

Boy langsung turun dari kasurnya pergi keluar kamar.

Melihat koridor yang berjejeran pintu kamar itu. . . tidak salah lagi kalau dia memang balik ke rumah berisi tujuh putra itu.

'Tidak. . . tidak. . !'

Apa ini semua hanya mimpi?

Aaahahahha–

Kalau diingat-ingat pada chapter 23 lalu, Boy juga kurang bisa percaya kalau dia bertemu abang-abangnya kembali.

Takut kalau semua itu hanya mimpi.

Lah terus jadi beneran mimpi? ಡ⁠ ͜⁠ ⁠ʖ⁠ ⁠ಡ

'Jadi itu semua mimpi gitu? Selama ini aku di kamar aja gitu?'

Boy mengusap wajahnya frustasi.

'Aaaaa. . . . sialan. . . sialan. . . . .'

Air matanya mendadak saja keluar sendiri.

Tanpa isakan, suara yang serak, hanya diam tak bersuara, air mata itu tumpah sebutir demi sebutir.

'Mimpi itu terlalu nyata bagiku sialan. . .' marahnya pada diri sendiri.

Boboiboy masuk kembali ke kamar itu, menutup pintunya pelan lalu berjalan ke arah cermin.

Miris. . .

Boboiboy cukup terkejut dengan perubahan dirinya yang cukup drastis.

'Apa ini?

Sejak kapan ada kantong mata hitam ini?

Apa menangis sedikit saja membuat matanya memerah begitu?

Ah mungkin karena aku mengucek matanya.

. . . . . . . . . .'

Boboiboy merasa. . . tidak suka aja melihat tampangnya sekarang.

'Aduh ni kepalaku dari tadi berdenyut terus. . . kenapa ya. . ?'

Boy terus memijat pelipisnya, sesekali ia lakukan di dahinya juga.

Aku Adik dari Sekelompok Mafia?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang