"Adik!!"
"AAAAAAAAAaaaduhhhhhhhhhuaaaaaaawwaaa-!"
Sesampainya di kamar Boy, Solar langsung disuguhi pemandangan Boy yang sedang bergeliut-liut di lantai sambil memegang jari kelingking kakinya di bagian yang terluka.
"*nj*ng! nj*ng- HUAA SAKIT *nj*m!!"
"Adik, mulutmu." tegur Solar.
"Huahahaaaaaaaa. . . j- sss aahhh kepentok gilaaaa!!" ༼;'༎ຶ ༎ຶ༽
Bam! Pintu tak bersalah itu dibuka agak kuat, menghentakkan dinding dibelakangnya.
"Kenapa?! Ada apa?!" tanya Hali yang baru sampai di kamar Boboiboy. Disusul oleh Ais dibelakangnya tampak cemas.
"Katanya kaki dia terantuk." jelas Solar singkat.
Tapi kenapa bisa kepentok coba?
Dah gitu terantuk di kaki yang terluka lagi. . .
Hadeh.
"Mana coba kakak lihat, bengkak gak?" tanya Solar.
"Aahaaaahahaaaaaa. . . gak tau gak tauu. . ." ༎ຶД༎ຶ
"Udah udah, pokoknya kamu duduk dulu." Solar membantu Boy duduk di kasurnya.
Saat Solar mengamati luka Boy yang diperban tampaknya masih baik, hanya saja. . . jarinya kelingkingnya yang agak memerah.
Baru saja Solar mau mengurut jari kaki kelingking Boy, tangannya langsung ditepis oleh kaki Boboiboy.
"Jangan pegang."
". . . Aku hanya mau mengeceknya."
"Gak-"
Belum siap Boy ngomong, Solar langsung menarik kaki Boy ke pangkuannya dan mengecek dengan mengurutnya pelan.
"AAAAkhshh-" rintih Boy sakit.
"Kamu ngapain aja sampai kakimu bisa terantuk begini?" tanya Ais.
Jujur, meski Ais tanya dengan kata 'terantuk', Ais gak percaya itu hanya sekedar terantuk. Karena bagaimana pun caranya diamati, jarinya tampak begitu merah kalau dikatakan hanya sekedar terantuk.
'Apa jangan-jangan kaki kelingkingnya ini patah?' pikir Solar.
Solar menekan jarinya sedikit ke samping.
Seketika jeritan Boy menggelegar sekali lagi.
"AAAAAAAAKHH!!! AAA!! SAKIT *NJ*NG!! T** *NJ*MAA- AM!! MHHH HMM HMRMM!!"
Solar membekap mulut Boy kuat, gak tahan dah dengan jeritannya yang cempreng itu.
"Diam."
"HMrm! Hm hm mhh!!" Boy meronta-ronta, dia menggeleng-gelengkan kepalanya dengan harapan tangannya itu lepas.
"Jari kakimu patah, kamu ngapain aja tadi?" tanya Solar.
"Hmrm! Hrm m hmhm!" Boy berhem gak jelas sembari menunjuk-nunjuk bekapan Solar.
"Gak. Nanti kamu jerit lagi."
'Ya kalau gitu bagaimana aku bisa menjelaskannya padamu sialan!'
Jadi daripada membuka mulut Boy, Solar lebih memilih untuk menganalisa sekitarnya.
"Mhh! Hmrrn! Hhnnn!!"
". . . . . . . . . . . . . !"
Mata Solar menyadari sesuatu.
Begitu juga dengan Hali dan Ais yang curiga dengan satu hal.
Kenapa ada kursi belajar Boy tergeletak di lantai?
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Adik dari Sekelompok Mafia?!
FanfictionDi dunia ini, populasi Alpha dan Omega semakin banyak, sedangkan Beta semakin sedikit. Ada beberapa faktor yang menyebabkan gender Beta semakin sedikit, salah satunya karena kurang kuatnya genetik tersebut sehingga susah diturunkan untuk keturunan s...