"Huaaaahahaahaaaaa. . . keluarkan keluarkan keeluarkannn!! AAAAAabaaaang tolong Boboiboy sialann!!" rengek Boy sembari mendorong terus menerus tuas pintu kamar Solar.
"Abang mana yang kamu maksud hm?"
"Abang aku lah, bukan kau! Siapa lagi?!"
"Aku lah, siapa lagi?" kata Solar sengaja menggunakan kata yang sama dengan Boy diakhir, tak lupa senyum miring yang menjengkelkan itu dilihat oleh Boy.
"Kheh! Kau? Abang aku? Najis. Keluarkan aku lah!!"
Kriet kriet kriet kriet krie-
Suara pegangan pintu dari usaha Boy membuka pintu itu terus ada sejak dia berhasil diseret masuk ke kamar Solar.
"Adik, sudah jam sebelas malam. Lebih baik kamu mandi terus tidur sini." kata Solar sembari menepuk-nepuk sisi kasur sebelahnya yang kosong.
"Ogah, aku gak mau. Iya kali aku tidur sama orang lain sialan." cibir Boy lirih. Namun Solar menangkap inti cibiran Boboiboy.
"Daripada tidur sama orang yang mau menjualmu, mending tidur dengan aku sialan." cibir Solar balik dengan suara yang pelan.
"Ha? Apa katamu?" tanya Boy, budek.
"Aku suruh kamu cepat mandi."
"Keluarkan aku dulu."
"Keluar ke mana?"
"Gak usah pura-pura b*g*, keluarkan aku sialann!!"
'Mending dikarantina di kamar sendiri daripada kamar orang lain sama orang kek dia *nj*r!'
Haih. . . apa Boy gak capek?
Itu dari dia berhasil diseret ke kamar Solar aja sekitar jam tiga sorean, sekarang sudah malam pukul sebelas malam juga masih setia bergelut sama ganggang pintunya.
Solar yang sedari tadi menonton usaha Boy juga tidak bosan, malahan kagum sama kegigihannya buat keluar dari kamar Solar.
Tapi sudahlah, ini dah malam. Dah jam sebelas malam dan gak mungkin Solar biarkan dia terus bergelut dengan pegangan pintunya.
"Adik. . . mau kamu puter, tarik dorong, pukul pun tidak akan berguna. Pegangan pintu itu akan selalu seperti itu untuk selamanya."
"Gak akan berkarat? Gak akan rusak? Gak akan-"
"Gak. Cepat pergi mandi." suruh Solar.
"Kalau aku pergi mandi pun, mana bajuku? Gak mungkin aku mandi tapi gak ada baju ganti. Jangan jauh-jauh lah, han-"
"Kamu gak lihat itu ada handuk dan baju tidurmu?" Solar menunjuk handuk dan baju yang ada di meja kecil dekat dengan pintu masuk toilet.
"Gak ada shampoo, sa-"
"Ada, pakai saja punyaku."
Seketika Boy diam lalu tanpa sadar, senyum jahilnya keluar.
"Oooo. . ."
'Heh, lihatlah. Kuhabiskan sabun shampoo kau itu, lihatlah!!' pikir Boy.
Solar dapat menebak rencana jahil Boboiboy dari ekspresinya, jadi dia segera menegur.
"Ekhem. Jangan boros."
"Ck."
Ketahuan.
Ya iyalah. (눈‸눈)
Boy bergerak untuk mengambil handuk dan baju tidurnya lalu memasuki kamar mandi. Sesampainya di dalam, Boy mengeluh pasrah.
'Apa aku tidur di lantai aja ya? Ogah banget aku sumpah.' Boy melepas bajunya, dan meletakkannya di keranjang yang berisi baju kotor Solar.
![](https://img.wattpad.com/cover/336208588-288-k39088.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Adik dari Sekelompok Mafia?!
Fiksi PenggemarDi dunia ini, populasi Alpha dan Omega semakin banyak, sedangkan Beta semakin sedikit. Ada beberapa faktor yang menyebabkan gender Beta semakin sedikit, salah satunya karena kurang kuatnya genetik tersebut sehingga susah diturunkan untuk keturunan s...