Chapter 24

3.1K 258 73
                                    

Sesuai janji abang Petai saat sudah sampai di rumah Computer, dia segera memasakkan nasi goreng kesukaannya.

Boy lagi di ruang tamu, rebahan di lantai sambil meratapi langit-langit rumahnya.

'Apa benar kita bakal aman di sini?'

Ada rasa was-was di hati Boboiboy sejak dia rebahan.

Mana tau kan tiba-tiba mereka datang kayak hantu, CILUK BA! Kan gak lucu.

'Huff. . . tenang. . tenang. . mana mungkin mereka tau aku di sini. Apa lagi rumahnya ini tersembunyi di dalam gang.

Uh. . . .

Meski gak kek rumah yang waktu itu. . sih. . kalau rumah itu mah emang kebanyakan jalan tikusnya.

Hm hm, harusnya aman. . .

Ya. Aman, aman. . .'

Ok, hati Boy jadi sedikit lebih tenang.

Kembali Boy menatap langit-langit rumah itu, lalu bau wangi masak nasi goreng itu mulai tercium.

Sniff sniff

'Wuah. . . baunya wangi. . .'

Beranjak dari rebahannya, terus pergi  ke dapur mengambil piring dan sendok.

Ahahaha– karena biasanya kalau udah wangi-wangi, pasti udah siap masak!

Petai yang lihat Boy dah duduk manis di kursi meja makan, dah nyiapin piring juga sendok jadi terkekeh.

"Apa gak sesabar itu makan nasinya?"

"Hehehe, habisnya rindu sama masakan abang." kata Boy penuh senyum ceria.

Petai melihat Boy tersenyum senang seperti itu juga jadi ikut tersenyum.

Ahhh betapa manisnya senyuman itu.

Setelah Petai duduk di tempatnya dan membagi nasinya, mereka mulai makan dalam keadaan yang tenang.

Fun fact, Dalam nasi goreng itu ada hijau-hijau kecilnya, apa lagi di piring porsi Boboiboy.

Apa kalian tau itu apa?

Hmm. . . lihatlah, setiap kali sesendok nasi itu masuk ke mulutnya, senyum Boy pasti langsung mengembang.

Apa lagi pas gigit hijau-hijaunya, krenyes-krenyes gitu. . . hehehe.

Aduh rindu banget ya sama nasinya?

Tapi tiba-tiba ada sesuatu yang membuat senyum Boboiboy jadi luntur.

"Kok ada jengkol. . ." (⁠。⁠•́⁠︿⁠•̀⁠。⁠)

Petai langsung melihat porsi nasi gorengnya Boboiboy, ah yang benar saja, ternyata ada jengkol keselip di sana.

"Oh maaf, jengkolnya itu punya abang. Rupanya jengkolnya jalan ke nasimu."

"Ya ampun, bang. Jengkol mana bisa jalan bang." ಡ⁠ ͜⁠ ⁠ʖ⁠ ⁠ಡ

"Bisa, tuh pete kesukaanmu aja bisa ke piring abang." katanya memperlihatkan pete yang ada di nasi goreng nya.

Yap! Hijau-hijau kecil itu adalah pete!

"Kalau gitu tukeran bang, ni jengkol buat abang, itu pete buat aku." (⁠ ⁠ꈍ⁠ᴗ⁠ꈍ⁠)

"Hahaha, kau itu rada aneh gak sih? Suka pete tapi gak suka jengkol."

"Duh, jengkol bau tau." (⁠ ̄⁠ヘ⁠ ̄)

"Pete juga gitu loh." (⁠-⁠_⁠-⁠;⁠)⁠・⁠・⁠・

"Pete itu crunchy, gak kek jengkol." kata Boy sambil memakan pete-pete itu dari piringnya.

Aku Adik dari Sekelompok Mafia?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang