Chapter 37

2.6K 280 30
                                    

Hali tidak keluar.

Takutnya saat dia membuka pintu, Boboiboy langsung mau menerobos dan melukai dirinya sendiri.

Belum juga kakinya sembuh, masa harus tambah satu luka lagi?

Hali hanya bisa menerima nasib.

Toh gak apa-apa juga kalau dia menghabiskan waktunya di kamar Boboiboy, ada HP sampingan bersamanya untuk menuntaskan beberapa pekerjaan.

Sekarang, Boy sudah tenang. Dia tidak tantrum kasak-kusuk seperti tadi lagi karena energinya terkuras.

Ah. . betapa indahnya kalau dia bergerak bebas. . .

Kenapa ya dia kabur waktu itu?

Ah ya daripada mikir itu, nanti juga kabur lagi. . buat apa capek-capek renungkan itu. ┐⁠(⁠'⁠ー⁠`⁠)⁠┌

"Hffff. . . Hhhhhhh. . . . ." hela Boy berat.

'Ini sudah jam berapa?' Boy melihat jam weker yang ada di mejanya.

Jam menunjukkan pukul setengah dua belas siang. Itu artinya, tak lama lagi Boboiboy akan mendapatkan makan siangnya.

'Nanti makan apa ya. . ?' tanyanya penasaran dalam pikiran.

Sumpah, sedari tadi Boy tidak ngapa-ngapain selain golek-golek gak jelas di kasur.

Mau kabur?

Jangan harap selagi ada tiang listrik di sini! ¯⁠\⁠_⁠(⁠ ͠⁠°⁠ ͟⁠ʖ⁠ ⁠°͠⁠ ⁠)⁠_⁠/

Tok tok

Panjang umur, akhirnya makan siang.

"Hai adiikkkk!!" suara Duri langsung menggelegar ketika pintu dibuka olehnya.

Dibelakang Duri, Gempa yang membawa nampan berisi makanan, menyusul Duri memasuki kamar Boboiboy.

"Rindu kakak gakkk??!!" tanyanya tersenyum lebar seraya memeluk Boboiboy.

'Gak.' (⁠눈⁠‸⁠눈⁠)

"Iiii dijawab dongg. . . wajahnya jangan masam begitu. . ." rengek Duri sembari menoel-noel kedua pipi Boy.

Dengan adanya Duri, Hali keluar dari kamar Boboiboy lalu mengunci pintunya.

"Aaaadikk. . . ??" o⁠(⁠(⁠*⁠^⁠▽⁠^⁠*⁠)⁠)⁠o

". . . . . . . ." (⁠눈⁠‸⁠눈⁠)

'Jutek bet mukanya.' Gempa gak habis pikir, Duri masih berani nempel pada Boboiboy meski diberi muka cuek begitu. (⁠◠⁠‿◠٥)

"Lepas." tepis Boy lalu keluar dari pelukan Duri.

"Yaah masih ngambek yaaa, yaa, yaaaa?" kata Duri sengaja ingin mengatai.

'Sialan. . .' Boy menoleh ke arah lain daripada memandang Duri. (⁠눈⁠‸⁠눈⁠)

Gempa menaruh makan siang Boboiboy di meja belajarnya.

Saat Boy melihat makanannya, dia cukup terkejut dengan hidangannya.

'Nasi goreng. . . pete?' Boboiboy sedikit tergiur.

Dah gitu ada telur mata sapi setengah matang pula, bersinar pula kuning telurnya.

Terus Boy gak mau mengakuinya. . . tapi, wanginya lebih harum daripada masakan Petai–. . .

glup

'Tahan tahan, nasi goreng doang. Apa spesialnya coba? Lebih enak masakan abang Petai. . . darinya. . . kok. . .'

kryuk~

'Dasar perut sialan!' ಠ⁠◡⁠ಠ

"Alalala, adik dah laper? Mau disuapin–"

Aku Adik dari Sekelompok Mafia?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang