chapter 58

2.7K 281 89
                                    

Apa yang terjadi sebelum kedua pasangan itu datang?

Kenapa Boboiboy tak bisa berjalan?

Kenapa baru sekarang dia merasa sangat ketakutan?

Kenapa. . ?

Kenapa. . .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tengah malam. . .

Saat kedua orang berjas hitam itu sudah mendekat. Mereka melepaskan borgol yang mengikat kedua kaki juga tangannya.

Lalu saat mereka hendak memposisikan baring Boboiboy menjadi duduk. Tangan Boy spontan ingin menghantam salah satu kepala mereka saat masih dalam keadaan berbaring.

Hyup–!

Lempar.

Meleset.

Prang!

Bukannya menghantam salah satu kepala orang itu, parfum itu malah pecah ke lantai dan baunya menyebar dengan cepat.

Seketika, kedua pernapasan orang itu tercekat. Rasanya sulit menarik stau tarikan napas mereka.

Boy melihat label botol parfum yang sudah pecah itu, bau cabai.

M*mp*s mereka. Rasain. Bau feromon Alpha.

Tapi kalian tau apa?

Senjata makan tuan.

Mereka menggila karena bau feromon Alpha yang berlebihan dalam ruangan tertutup itu. Lihat lah, gadis sinting itu saja sudah meracau-racau seraya bergeliut gak jelas di tempatnya. Lama-kelamaan, suaranya hingga digantikan sesak napasnya.

"AAAAAA!!! AAAARRRRRGHHH!!"

"Keughkgruh?!"

Mereka berdua menjauh, menutupi hidung mereka dan tampaknya mereka juga mati-matian menahan kaki mereka untuk tetap berdiri.

Begitu Boy menoleh, Boy cukup kaget melihat si Pirang yang masih baik-baik saja. Tidak seperti ketiga orang itu yang kacau.

Dia tak berekspresi sama sekali, dia hanya melihat kejadian yang ada di depan matanya. Sesekali menulis-nulis di kertas atas papan kerani.

What–

Apa maksudnya itu?

Boy melongo melihat Pirang begitu santai.

Ah ya sudahlah, Boy mau coba kabur intinya!

Boy lari ke arah pintu, saat Boy coba untuk membukanya, tidak bisa.

Panik.

'Aduh kek mana ini–?!'

"Pengunci pintunya yang di bawah tuas pintu diputar dua kali ke kiri, lalu pintunya akan kebuka."

Oh makasih tapi APA MAKSUD PIRANG ITU?

Sial. Gak ada waktu, dua orang itu mulai mengejar Boboiboy.

Tanpa basa-basi, Boy langsung melakukannya. Buru-buru Boy buka pintu lalu lari keluar.

Sekarang, dia sedang berlari di tengah lorong. Aneh, tempat ini sepi. Tak seperti sebelumnya Boy menemukan banyak orang.

Namun Boy tidak memerhatikan itu sekarang, yang Boy pentingkan hanya pelariannya.

Gila.

Mereka mengejar dengan air liur yang menetes-netes, seperti anjing rabies. Dah gitu, mata mereka tidak fokus ke arah Boboiboy, ianya kerap melihat ke atas seakan-akan dirinya melayang-layang karena mabuk.

Aku Adik dari Sekelompok Mafia?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang