Chapter 97

1.1K 161 21
                                    

Pcyung

". . ?!"

Gempa reflek menghindar sesuai insting. Syukurnya dia tidak mengenai apa pun yang barusan melayang ke arahnya.

Namun, benda yang melesat dengan pesat itu menancap sebuah tabung. Membuat tabung tersebut mengalami kebocoran hingga Gempa dan Hali sadar akan bau tersebut. . . terasa agak berbahaya.

Bau bensin.

"Sial."

Mata Hali memicing ke segala arah, memerhatikan lebih seksama semua detail yang ada di ruangan ini.

Hanya ada Boboiboy di atas meja itu, tidak ada Taufan dan Duri.

"Solar, kau pasti ini lokasi mereka?" tanya Hali sembari berkeliling.

"pasti. . . tapi kenapa koordinat kalian– oh. . ."

Layaknya baru menyadari sesuatu, jantung Hali hampir jatuh dibuatnya.

"Jangan bilang kau salah membaca peta?!" kesal Hali.

"Enggak! Aku gak salah, petanya ini saja yang mungkin. . . tapi jalan yang kau jalani itu semua masih sama kan?!"

"Tsk."

Menyalahkan Solar pun sudah tidak ada gunanya lagi bila bahaya sudah di depan mata.

"Ini aneh. . jarakmu dengan Taufan dekat, tapi kau betulan tidak melihatnya?"

"Ha?"

"Taufan terjebak dalam kaca dengan Duri dan Boboiboy, kau tidak melihat mereka?"

"Tidak."

". . . . Aneh. . ."

Psstttt

"Hali, nampak lakban gak?" tanya Gempa yang tampak mencari-cari barang itu di sekitar ruangan ini.

Sadar akan apa yang Gempa hendak lakukan, Hali lantas ikut membantunya. Lakban, itu pasti untuk menutup tabung yang bocor itu.

Selang beberapa saat tidak menemukan lakban, Hali berpikiran untuk membuka pintu ke ruangan sebelumnya.

Nahas, pintunya terkunci.

ceklek ceklek ceklek

Sialan. Sekarang mereka berdua terkunci.

"Hali?" bingung Gempa melihat Hali.

"Kita terkunci."

". . M*mp*s. ." spontan Gempa.

Digedor, ditendang, tidak ada yang bisa membuat pintu itu bergeming dari tempatnya.

Mencari cara lain, Hali akhirnya melihat sekelilingnya lagi. Sembari melihat, ucapan Solar terngiang-ngiang di kepalanya.

"Taufan terjebak dalam kaca dengan Duri dan Boboiboy, kau tidak melihat mereka?–Ini aneh. . jarakmu dengan Taufan dekat, tapi kau betulan tidak melihatnya?"

Dekat tapi tidak kelihatan.

Hali melihat atas, lalu bawahnya.

Menghentakkan lantai, lalu melihat langit-langit.

Hali menyipitkan matanya.

"Kak–"

"Langit-langitnya lebih dekat dari pada biasanya kan?"

Gempa melihat ke atas, merasa bingung tapi tetap menjawab "Yaa. . ?"

Melihat tabung gas yang bocor itu lagi, Hali mendengus geli.

Aku Adik dari Sekelompok Mafia?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang