Aku Adik dari Sekelompok Mafia?!

Chapter 57

"Aargh! Siall!!"

Duk!

Solar menghantam kepalanya ke meja.

Dia mulai gila memikirkan cara untuk menyelamatkan Boboiboy.

Barusan tengah malam tadi, Solar menelpon untuk mengancam tapi Kikita juga mempunyai kartu as nya sendiri.

AH SIAL!! AA!!

"Solar, jangan ngamuk, ngambek begitu. Kakak bantuin nih." kata Taufan menyemangati, masih bisa tersenyum.

"Taufan-" baru saja Hali ingin menegurnya, Solar langsung memotong.

"KaKaK bAnTuIn NiH. Geli dengarnya darimu asem."

Srrk. . srrk. .

"Makan satu pil." kata Ais menyodorkan pil supressant rut.

"Kau gila? Aku udah makan lebih dari tiga hari ini." tolak Solar.

Sudah lewat sehari, artinya ini sudah hari kedua. Hari kedua mereka berempat di China.

Ya, hanya mereka. Sisanya masih di Indonesia untuk mengurusi perpindahan dan segala macemnya. Karena selesai menyelamatkan Boboiboy, mereka ingin tinggal di mansion saja yang ada di Malaysia.

Sudah cukup di Indonesia, saatnya balik kampung. Lebih baik di Malaysia dan mansion mereka sendiri daripada harus repot begini. Mereka frustasi sekaligus menyesal akan banyak hal.

Namun penyesalan paling besar adalah mereka menurunkan kewaspadaannya selama di Indonesia.

Ah, asem. Ingin sekali mereka mengucapkan segala kata-kata mutiara yang ada di muka bumi ini.

Apanya yang mafia nomor satu?

Jaga satu anak aja gak becus.

Makanya, jangan tau membunuh doang kali ya. Misi mereka selalu membunuh, lalu sebelum misi berlangsung, biasanya mereka memiliki banyak waktu untuk merancang pembunuhan mereka agar semuanya nanti berjalan dengan mulus.

Nah loh sekarang, udah gak ada waktu. Kepepet. Dah gitu sehari sudah lewat.

Solar berharap banyak Boy masih aman-aman selama seharian semalam. Sekarang hari kedua, dia tidak tau bagaimana lagi nasib Boboiboy.

AAAAAAA!!!

Solar mau nangis sejadi-jadinya kalau sudah pulang balik ke kamarnya. Rasa bersalahnya masih menyangkut di hatinya.

"Solar, kau pergi istirahat saja." suruh Taufan.

"Tidak."

"Kantong matamu makin hitam loh." bujuk Taufan sekali lagi.

"Biarin."

Okay, Hali muak dengan sikap Solar yang seperti ini.

Dari semalam, Hali sudah menyuruhnya untuk tidur selama penerbangan mereka ke China. Tapi Solar tak mau dan gigih mencari informasi lawan.

Lalu saat tiba di hotel oyo, Solar langsung melanjutkan pencariannya. Hali, Taufan, dan Ais juga ikut sampai sekarang, pagi ini.

"Kau kekurangan tidur, disuruh tidur saat penerbangan kau ngeyel. Untuk apa kau di sini kalau gak bisa konsentrasi penuh? Pergi tidur sekarang."