Chapter 45

2.6K 279 30
                                    

Merah. . . kental. . .

Saat cairan itu terkena pada tangannya dan mencoba untuk mengelapnya. Ia terasa. . .

Kering. . . lengket. . .

Ah. . apa ini. . .

Ini tidak mungkin kan. . ?

"S-Sol?"

Melihat Solar jatuh saja membuatnya tak percaya. . apa lagi suara tembakan dan darah ini.

"Ugk. . ." Solar meremas, mencoba menutup lukanya untuk menghentikan pendarahannya.

'Sial. . .'

Solar melihat arah tembakan yang barusan mengenainya.

Pengejar sialan.

'Sial. . .' Solar mulai kesal.

Betapa bodohnya dia tidak waspada dan mengecek pengejar itu terlebih dahulu.

Betapa bodohnya dia tidak mengira pengejar itu ada pistol cadangan.

Betapa BODOHNYA dia betul-betul membiarkan dirinya tertembak kali ini?!

"A-. . adik."

Boboiboy hanya terdiam di tempat. Dia tak dapat mengatakan apa-apa, dia terlalu. . . shock.

"Kamu! Boboiboy datang kemari!" perintah pengejar itu kaku.

Meski diperintahkan untuk mendekat, Boy tak berani.

Ada bahaya, Boy merasakannya dan bertindak untuk lebih waspada setelah Solar tertembak.

Boy. . . juga jadi ragu kalau pengejar itu beneran polisi seperti yang Solar katakan.

"Kamu! Boboiboy datang kemari!" perintahnya lagi.

Kini pengejar itu mencondongkan pistolnya ke arah Boboiboy.

"Atau tembak?!" sambung pengejar.

Boy tersentak kaget, ketakutan, kewaspadaan, kepanikan, semuanya meningkat drastis.

Boy gak bisa bergerak sama sekali, bukan tidak mau tapi tidak bisa!

Kini pengejar itu mulai tampak emosi, dia mendekat satu langkah. Boy yang ingin mundur selangkah diteriaki berhenti.

"Datang kemari! Saya kata datang kemari!"

Tentu suara Alpha itu tidak mempengaruhi Boboiboy.

Boy masih kukuh berada di posisinya.

Tak berani bergerak seinci pun.

Apa yang harus dia lakukan?

Lari?

Lari ke mana?

Rumah kosong dibelakangnya?

Nyawanya akan melayang duluan bukan?!

Marah, pengejar itu emosi karena perintahnya tidak dilakukan Boboiboy.

Maka tidak ada cara lain, pengejar itu akan langsung menerjang Boboiboy!

"Waarrkkhhh!!" Boy menjerit seraya menutup matanya dan mengdepankan kedua tangannya di kepala, seolah-olah untuk melindungi dirinya.

Piw-!

H E A D S H O T
.
.
.

Bruk. . .

'Tembakan, itu suara tembakan-?!'

Greb

Boy terperanjat saat seseorang memeluknya dan mengelus kepalanya pelan.

Aku Adik dari Sekelompok Mafia?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang