Chapter 48

2.2K 292 17
                                    

Up dua chapter!! ୧⁠|⁠ ͡⁠ᵔ⁠ ⁠﹏⁠ ͡⁠ᵔ⁠ ⁠|⁠୨

Cepat banget sudah mau enam ribu. . .

Gas tujuh ribu deh. ᕙ⁠(⁠ ⁠:⁠ ⁠˘⁠ v ⁠˘⁠ ⁠:⁠ ⁠)⁠ᕗ
___________________________________

Singkat cerita, ini sudah keesokan harinya.

Tidak banyak hal yang terjadi semalam selain Boboiboy berjuang memakan mie dan membuang hajat pedasnya itu.

Jadi hari ini. . . . katanya akan membeli nasi bungkus. . .

Tapi Taufan. . .

Tampaknya belum ada tanda-tanda siap dari rutnya.

'Jangan-jangan gak hari ini pula dia siapnya?'

Oh sial.

Blaze udah sedikit berkeringat karena gelisah.

Kalau Boboiboy tantrum gimana?

Kekmana Blaze harus atasi itu?

Padahal sudah janji tapi diingkari?

Parah sih.

Udah tunggu seminggu untuk baca chapter ini buat lihat Boy dapat makan nasi bungkus rendangnya.

Eh. . . tampaknya di chapter ini malah tidak ada tanda-tanda Boy akan berkesempatan memakannya.

Sia-sia deh penantiannya. (⁠ب⁠_⁠ب⁠)

Namun apa boleh buat.

Ini janji pertamanya dengan Boboiboy, Blaze merasa tanggung jawab ini harus diselesaikan dengan baik dan benar.

Hehehe.

Jujur aja deh, sebenarnya biar dipandang baik di mata Boboiboy kan?

Kakak yang menepati janjinya, disuruh, dilakukan. . .

Awhh kakak idaman.

Terlalu indah untuk menjadi kenyataan duh. (⁠༎ຶ⁠ ⁠෴⁠ ⁠༎ຶ⁠)

'Sudah pukul satu siang. . .' lamun Boy menatap jam dinding.

Sudah dari pagi dia melamun lihat jam.

Dia sudah membayang-bayangi bagaimana lezatnya nasi rendang itu nanti.

Tapi. . .

'Bukannya ini kelamaan. . . ?' Boy dah lemes duluan menunggu lamanya Taufan selesai rut.

Tadi pagi mereka ada sarapan, pesan nasi goreng lewat go-eat. Namun semua itu hanya mengisi perut, tidak mengenyangkan perut Boboiboy.

Sial. . . gara-gara Blaze menanyakan Boboiboy, apa yang mau dimakannya semalam.

Jadi sekarang kalau gak dibelikan, rasanya sisa hari yang dia jalani tidak akan berjalan dengan baik. . . (⁠ ⁠≧⁠Д⁠≦⁠)

Huhuhuhu. . . . . (⁠╯⁠︵⁠╰⁠,⁠)

'Masih lama kah?'

Kantuk mulai menerpanya.

Capek, terlalu menunggu tanpa melakukan apa-apa itu membosankan.

"Huooaaam. . ." Boy membenamkan kepalanya pada lipatan tangannya.

'Tidur bentar gak apa kali ya?'

Akhirnya, Boy terlelap di meja makan.

Iya, dari tadi dia melamun di meja makan sambil lihat jam dinding.

Kenapa tampak kasihan sekali ya? (⁠っ⁠˘̩⁠╭⁠╮⁠˘̩⁠)⁠っ

Aduh, Blaze jadi gak tega-

Aku Adik dari Sekelompok Mafia?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang