Chapter 33

2.7K 292 71
                                    

HAP!

"Hrmph!" tiba-tiba mulut Boboiboy dibekap dari belakang.

". . . ?! Oh. . ." kaget Duri. . , untung dia langsung mengenali sosok Gempa saat senter itu mengarah padanya.

"Hrgggmm!! Grrmmm!!" Boboiboy mencoba untuk melepaskan bekapan Gempa, tapi nihil.

Bahkan Boboiboy tidak bisa menggigit tangan Gempa karena bekapan Gempa yang terlalu kuat mengunci mulutnya.

"Sekarang adik baik-baik nurut ya? Kita semua, semua akan membicarakan hal ini setelah kamu mandi."

Boboiboy menggeleng-gelengkan kepalanya, 'Tidak mau!! Tidak mau!'

"Hrrpppphh!! Rrrrggg!!"

Boboiboy dikeluarkan bersama Gempa, begitu juga Duri yang sudah keluar lalu menutup saluran got itu kembali dengan drainase.

Uh. . . iew. . .

Mulai dari celananya dan tangannya. . mengenai air kotor dari got tadi. Dah gitu, bajunya tak lepas dari cipratannya juga.

'Fixs harus mandi lima kali. .'

"Sekarang ayo kita pulang."

"Hggghh!! Hrmmm!! Mmrrnn!!"

Boboiboy terus meronta-ronta dari Gempa. Sekarang, selain dibekap, kedua tangannya dikunci, membuat dirinya tidak bisa pergi berjauhan dari Gempa.

"Duri, jaga adik. Aku ingin berbicara dengan Hali dulu."

"Okay. . ." dengan hati-hati, Boboiboy diberikan pada Duri. Dengan cepat pula Duri membekap mulut Boboiboy daripada menjerit.

Gempa mengode, tangannya diarahkan ke rumah kosong.

Mengerti maksudnya, Hali segera mengikuti Gempa memasuki rumah itu.

Sesampainya di dalam, Gempa tidak langsung berbicara. Gempa menghela napasnya sambil mengibas-ngibaskan kedua tangannya, berharap air menjijikan yang menempel itu dapat terlepas dari tangannya.

Baiklah, biar mereka berbincang dulu.

Mari kita lihat kondisi Boboiboy dan Duri.

Yaaahhhh. . . begitulah. . (⁠^⁠~⁠^⁠;⁠)⁠ゞ

Boboiboy masih punya tenaga untuk meronta hebat dari genggaman Duri.

Geramannya juga tampak tak akan berhenti.

"Adik tenang lah. . ." (⁠•⁠ ⁠▽⁠ ⁠•⁠;⁠)

"Mmmghhh!! Hgrmmm!!" Boy menggeleng-gelengkan kepalanya secara kasar, berharap bekapan Duri melonggar.

(⁠・⁠-⁠・⁠;⁠) Duri. . . gak bisa berkata-kata.

Jadi dia hanya diam. . . seraya melihat adiknya meronta-ronta gak jelas.

Tapi tak berapa lama, Boboiboy diam.

Diam. . beneran diam. . .

'Mungkin dia capek.' pikir Duri, mengurangi kekuatan tangannya yang membekapnya.

Satu, dua, tiga!

"AAAAAAAAAAAAAAAAAA-!!!!!!!"

Whop, suatu kesalahan saat Duri melonggarkan bekapannya.

Dikira kan capek, dah ngos-ngosan, kasih lah dia napas-. . . ehhh malah jerit orangnya.

Hap! Tutup lagi mulutnya.

"Adik ni kan. . ." (⁠눈⁠‸⁠눈٥)

Boboiboy menatap nyalang pada Duri, seakan-akan menyuruhnya 'Ayo, lepasin lagi b*ngs*t!' dengan lancang.

Aku Adik dari Sekelompok Mafia?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang