Chapter 86

1K 176 25
                                    

"Boboiboy."

"Boboiboy. . !"

Cara Computer memanggil sudah berbeda. Di saat-saat seperti, masih sempat pula Boboiboy membandingkan cara memanggilnya.

Heh. Emang apa gunanya semua itu?

Setelah yakin Computer adalah bukan orang yang baik-baik, kenapa harus merasa rindu?

Sedih?

Itu perasaan yang sudah pasti dia rasakan.

Marah?

Tidak tau. . . bagaimana caranya Boy marah? Sedangkan dia sendiri lagi coba untuk menguatkan dirinya menghadapi Computer.

Minta bantuan adrenalin?

Yah, tunggu ianya terisi penuh dulu, baru Boboiboy akan mengeluarkannya langsung habis-habisan untuk Computer kalau dia coba macam-macam.

"Kemari lah." pintanya dengan senyuman lembut.

Lembut-lembut mematikan.

Boy menjaga jarak yang cukup lebar diantara mereka, menandakan kalau Boy tidak percaya dengan Computer.

"Gak usah takut, abang gak ngegigit kok. Di sini peran abang cuma mau mengantarkan Boboiboy ke seseorang."

Ya mang– makin menurun kepercayaan Boboiboy padanya.

Seseorang? Berarti Computer lagi bekerja pada seseorang?

"Siapa?"

". . . Ayah tiriku. ."

Boy mengerut heran.

Siapa pula Ayah tiri Computer? Sejak kapan dia punya Ayah tiri?

"Kau gak pernah bilang ada Ayah. . ." kata Boy jelas.

"Itu karena aku. . . gak percaya diri aja." Kata Computer.

"Maksudnya?"

". . . . . Apa kau tau rasanya ditinggal keluarga sendiri, lalu dipungut dan dibesarkan oleh orang lain. . ? Kan gak mungkin aku kasih tau terang-terangan kan?"

"Kenapa enggak? Bukannya dari dulu kita udah dekat? Tapi kau cerita sedikit aja pun tidak pernah soal Ayah tirimu."

". . . . . . Sedekat apa pun hubungan orang, tidak akan pernah hubungan mereka itu dekat sampai lengket Boboiboy. Pasti ada hal yang mereka sembunyikan demi kebaikan orang yang paling dekat dengannya."

"Contohnya kau? Menyembunyikan segala sikap busuk demi dipandang yang baik-baik?"

"Bukannya semua orang gitu?"

". . . Tidak. .  enggak semua–"

"Ya kalau gitu hanya kau aja yang begitu Boboiboy. Kau masih bocah, masih polos, makanya tidak ada yang mau kau sembunyikan. Kalau kau ada aib. . atau sesuatu yang pasti dipandang buruk sama orang, pasti kau pasti juga bakal sembunyiin hal itu sampai mati!"

Boboiboy memandang Computer dengan penuh keheranan. Apa segitu memalukannya hanya untuk menceritakan tentang Ayah tirinya kepadanya?

Emang Boboiboy bakal menghakiminya sampai mampus gitu? Perasaan Boboiboy gak gitu deh. Boy bukan orang yang akan mengolok-olok personal seseorang tanpa alasan yang baik.

Tapi kalau sifat b*j*tnya Computer. . . ya, mungkin Boy akan mengolok-oloknya hingga mampus.

"Hha. . sudah lah. . ." Computer menghela napasnya.

Aku Adik dari Sekelompok Mafia?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang