Chapter 59

2.6K 269 102
                                    

⚠️ WARNING ⚠️
Chapter ini mengandung-
! Sedikit Adegan Seksual !

Namun hanya sekilas saja DAN Boboiboy baik-baik saja.
____________________________________

Ya begitulah. . . singkatnya, Boy tidak ada pilihan lain selain langsung tidur.

Tapi jujur, Boy sama sekali gak bisa tidur meski disuruh tidur. Melek terus matanya, gak mau tutup.

Kalau tutup, Boy langsung gelisah. Dia gak berani lama-lama menutup matanya, takut akan terjadi sesuatu selama dia tidur. Lagian, siapa yang bisa tidur setelah kejadian barusan?! Belum lagi bajunya belum diganti. . .

Namun, Pirang yang menjaga Boboiboy ini membantu Boy untuk tidur dengan cara memberinya segelas air.

Boy memegang segelas air itu, ragu untuk meminumnya. Apa kalian pikir Boy mau meminum air itu?

GAK. Sama sekali enggak mau diminumnya.

Boy merasa dia tidak boleh meminum atau pun memakan apa pun lagi yang diberikan oleh orang-orang di sini. . . nanti seperti tadi, makan enak-enak ujung-ujungnya malah pingsan, lalu saat bangun dia sudah diikat begitu saja.

Hahahaha. Gak, makasih. (^⁠‿⁠^⁠)

Boy kapok. Boy gak mau lagi.

Jadi mata Boy meleeekk terus sambil membalut seluruh tubuhnya dengan selimut. Kalau salah satu anggota tubuhnya keluar sikit aja, rasanya seekor iblis akan menariknya langsung ke kolong kasur. . .

Saat matanya terasa berat, ingin tidur, sepersekian detik berikutnya, tubuh Boy spontan kaget karena rasa gelisah yang menyesakkan paru-parunya.

Damn. . .

Pada akhirnya Boboiboy bisa tidur setelah berjam-jam berlalu. . . saat itu mata Boy sudah tidak sanggup lagi menahan kantuknya.

Boy tidak tau sudah pagi atau siang saat itu dia tertidur. Dia bahkan gak tau ini sudah hari ke berapa. Sudah berapa lama dia tinggal di tempat ini?

Jadi kalau tadi saat Boboiboy tidur adalah pagi hari, anggaplah sekarang siang hari. . .

Seperti yang sudah kalian tau di chapter 57 saat Taufan melihat video rekaman cctv live.

Boy bangun, tetap dalam posisi meringkuk sembari berbaring di kasurnya. Selimut yang membalut dirinya sudah terlemper ke tempat lain.

Boy tidak tau kenapa, tapi dia tidak bisa merasakan lututnya sampai ujung jari kakinya sama sekali.

Lalu saat Boy menekan jempol bekas gigitan semalam ke lututnya, jempolnya langsung berdenyut kesakitan. Gara-gara itu, Boy meringis karena rasa sakitnya.

Padahal. . . jempolnya ini sudah dibalut perban.

Tunggu siapa yang membalut perbannya?

Siapa lagi?

Tidak usah dijawab pun sudah pasti tau. Pastinya si Pirang kan?

Dia pasti yang mengobati Boy saat Boy tertidur.

Haa. . . sialan.

Boy sungguh tak tau apa yang terjadi pada kedua kakinya, sungguh. Boy gak bisa merasakan apa-apa, rasanya. . . kedua kakinya ini lemas. Mati rasa juga. . .

Boy ada menaruh kecurigaannya pada Pirang. Jangan-jangan Pirang yang membuat kakinya mati rasa seperti ini? Apa yang sudah dia buat?!

Boy gak tau berapa lama dia sudah tidur tapi rasanya singkat sekali. Serasa semenit saja dia tidur, itu pun kurang nyenyak.

Aku Adik dari Sekelompok Mafia?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang