Chapter 84

1.4K 220 46
                                    

"Gimana ini. . . ?" khawatir Duri.

"Apanya yang gimana? Gas aja lah!" kata Blaze mau mendobrak pintu suatu ruangan.

"Jangan Blazeee! Nanti kalau dia terkejut gimana?" cemas Taufan.

"Apa maksudmu terkejut?! Dah dari pagi dia di dalam situ kan? Suara kita pun kuat di luar sini, jadi mana mungkin dia terkejut!", Blaze.

"Mungkin. . . adik masih butuh waktu buat mencerna semuanya. . . ?", beo Duri.

"Eh, dah berapa ratus kali kita katakan padanya? Masih lagi butuh waktu?" gerem Solar.

Gempa menggelengkan kepalanya pelan, "Solar, gak semua orang seperti kau yang bisa memproses dan menerima informasi begitu saja. Adik memang lah dah dengar semuanya termasuk dengan membuktikannya sendiri. . . tapi. . . dia sendiri dah dibesarkan oleh orang lain sedari kecil tanpa kita, jadi dia tak mungkin percaya langsung."

"Haih. Percaya gak percaya, memang itu faktanya. Apa lagi yang mau diragukan?" kesal Solar.

"Kau manusia bensin diam aja lah!" bentak Duri juga jadi ikutan kesel.

"Apa sih?! Kan emang betul! Kita bukannya menipu dia, dia tuh yang terlalu tak mempercayai kita dari dulu."

"Hello Solar? Kau lupa kah hubungan kita dengannya pas dulu macam mana?!"

Daannn berlanjut lah cek cok mereka.

Ais menghela napasnya, capek dengan situasi huru-hara depan pintu ruangan.

Singkat cerita, Boy tidak ditemukan saat pagi hari. Lalu mereka panik dan melacak Boboiboy, akhirnya ketemu dan berakhir lah mereka di sini. . .

Area tempat asrama pekerja.

Sudah ada beberapa menit mereka bertujuh di sini dengan niat untuk membujuk Boboiboy keluar, tapi masalahnya dia tetap gak mau keluar.

Apa Boboiboy tidak lapar? Soalnya Boboiboy tidak sarapan dari pagi.

Perut Boboiboy pasti kosong. . . mereka khawatir kalau siang ini pun dia gak makan, nanti malah masuk angin terus ujung-ujungnya sakit perut. Siapa yang rugi coba?

"Shh! Diam lah kalian berdua. Emang sekarang waktunya berantam apa ya?" Gempa melerai Solar dan Duri.

Tok tok tok. . .

"Adik. . . makan siang dulu, itu perut gak keroncongan apa ya? Dari pagi loh kamu udah gak sarapan. . ." Taufan mengetuk pintu itu pelan, lalu mencoba untuk membujuknya keluar lagi.

Seperti yang diduga, tetap tidak ada respon.

Bahkan suara selangkah kaki saja pun tidak ada. Betul-betul tidak ada niatannya untuk bangun dan membukakan pintu kamar ini.

Kalau begitu bisa bahwa dibilang sejak pagi. . . Boboiboy hilang ke ruangan ini karena dia mencoba untuk menghindari mereka kan?

Hali, Taufan, Gempa, Ais, dan Solar menduganya begitu saat tau Boboiboy sembunyi ke sini.

"Adik!!" panggil Blaze.

Tok tok tok. . .

"Setidaknya jawab lah kakak. . ." lirih Taufan.

"Hha. . . ada yang bawa kunci kamar asrama gak?" tanya Blaze.

"Kalau ada, dah dari tadi pintu ini terbuka Blaze." jawab Ais dengan muka datar.

"Kalau gitu napa gak ada satu orang yang pergi ambil?" tanya Duri.

"Uh. . .", Taufan. ತ⁠_⁠ತ

"Kau lah Duri.", suruh Blaze.

Aku Adik dari Sekelompok Mafia?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang