Chapter 5

6.1K 476 82
                                    

Boboiboy mengedipkan matanya perlahan.

Setelah tidur dalam waktu yang panjang, akhirnya Boboiboy bangun juga.

Sebelum benar-benar bangun, Boboiboy mengumpulkan nyawanya dulu.

Boboiboy melihat sekelilingnya, mendapati dirinya berada di ruangan yang asing.

Boboiboy menyibakkan selimut yang menyelimutinya lalu berjalan ke arah pintu yang tertutup rapat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Boboiboy menyibakkan selimut yang menyelimutinya lalu berjalan ke arah pintu yang tertutup rapat.

Beberapa kali Boboiboy mencoba untuk membuka pintunya tapi tidak berhasil.

Melihat sekeliling lagi, dia menemukan satu kamera cctv di sudut ruangan.

"Hoyy!! Lepaskan akuu!!"

"Hoyyy!!"

Boboiboy melompat-lompat, berteriak, mengangkat tangannya lalu melambai-lambaikannya seperti memanggil seseorang.

Malangnya, semuanya tidak dijawab oleh siapa pun.

Hanya–

"Pfft– Ya ampun adik, lucu banget sih kamu. ." kata Taufan.

"Ololololo, lihat tuh dia lompat-lompat." kata Duri.

"Awww, dia melambai kepada kita lahh." kata Blaze.

Ya, ketujuh remaja itu sedang menonton Boboiboy yang di kurung lewat tv yang menampilkan video live cctv.

Taufan, Blaze, dan Duri masih berfan-boy ria. Mana kala di belakang  mereka yang duduk di sofa, hanya menatap gemas kelakuan Boboiboy.

"Dasar sialan. Aku terjebak di kamar ini, terus apa?!" kesal Boboiboy.

Dari tadi dia sudah melakukan banyak cara untuk keluar dari ruangannya, contohnya kayak tadi di depan cctv, terus menggedor-gedor pintu, mau buka jendela tapi malah dikunci.

Mana kuncinya pakai password segala lagi.

'Matilah, apa yang harus kulakukan?! Pikir Boboiboy pikir!'

Boboiboy duduk di kasur, lalu mulai berpikir keras cara untuk keluar dari ruangan yang tertutup ini.

Selagi ia berpikir, tak sengaja ia melihat ada secarik kertas di atas meja tidur.

Boboiboy mengambil kertas itu lalu membacanya dalam hati.

'Dear adik manis,

Ini adalah kamarmu untuk sementara. Hukumanmu tidak bisa keluar dari kamar kecuali makan, mandi atau mau pergi ke toilet karena di kamarmu tidak ada tempat khusus untuk hal seperti itu.

Kalau kamu bersikap baik, mungkin kami akan mengeluarkanmu dari situ dan berjalan bebas di mansion ini.

Jadilah anak yang baik ya, adik~ dan panggil kami kakak mulai dari sekarang.'

"Huh? Apa-apaan kalimat terakhirnya itu dan ini di mansion?! Mansion yang rumah besar-besar kayak istana itu gak sih?!"

'Kalau begitu, bisa aja letak mansion ini di tempat yang luas kan?! BISA AJA AKU LAGI DI TENGAH HUTAN?!!'

Aku Adik dari Sekelompok Mafia?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang