Chapter 78

1.1K 167 17
                                    

Besok harinya. . .

Gempa heran. Benar-benar heran.

Dari semalam tidak terdengar keributan yang biasa dia dengar. Tau lah keributan macam apa itu kan?

Ya, entah keributan adu mulut antara Boboiboy dengan kakak adiknya. Keributan lari-larian satu mansion.

Tapi sungguhan, hari ini benar-benar diam, hening, sunyi, kata apa pun itu yang ingin kalian pakai untuk mendeskripsikan suasana itu, intinya mansion ini macam sudah tak berpenghuni karena minim suara manusia.

Pada ke mana yang lain?

Dia ketinggalan sesuatu kah??

"Permisi kak." panggil Gempa pada salah seorang pelayan yang lewat.

Pelayan itu menoleh lalu membungkukkan badan dan kepalanya sedikit sebagai tanda menghormati status yang lebih tinggi.

"Ya tuan muda Gempa."

"Apa kakak ada melihat adik Boboiboy dan tuan muda lainnya?"

Pelayan itu berpikir sebentar. Mengingat-ingat lagi dimana keterakhir dia melihat mereka dan sedang apa.

"Yang hamba tau, tuan muda Halilintar, tuan muda Taufan, tuan muda Blaze, tuan muda Duri, dan tuan muda Boboiboy ada di aula latihan sejak pagi tadi."

Hmm? (⁠ ⁠╹⁠▽⁠╹⁠ ⁠)

Bingung Gempa, ngapain mereka ke sana dengan Boboiboy ya? (⁠ ⁠╹‿╹⁠ ⁠;)

Kok gak enakkk perasaan Gempa. . ?

"Apa kakak tau mereka ngapain?"

". . . . Hamba kurang pasti."

'Kurang pasti ya. . .', perasaan Gempa makin gak enak.

Gempa memperbolehkan pelayan itu pergi sebelum menuju ke aula.

Yang benar aja, begitu Gempa masuk ke dalam aula. Gempa langsung disuguhi dengan pemandangan Boboiboy yang tepar di lantai.

"Astagaa adik!" khawatir Gempa.

Selain dari Gempa yang menghampiri Boboiboy dengan panik, ada TTM, si tiga tukang rusuh yang terikat di sudut aula sambil menangis dramatis.

Dasar. . . air mata buaya kah itu? ಠ⁠◡⁠ಠ

Atau jangan-jangan memang betulan nangis? (⁠ಠ⁠_⁠ಠ⁠)⁠>⁠⌐⁠■⁠-⁠■

Duri, "Huhuhuhuhu. . . adikkk!"

"Sudah lah itu adikk! Kenapa kau nak sangat lawan Hali tuu!? Huhuhuhu." tambah Taufan menyambung omongan Duri.

Sedangkan Blaze berusaha untuk melepaskan ikatannya ketimbang menangis. Kepalanya sekaligus tinjunya udah panas untuk menghajar Hali.

"Kak Hali! Apa ni?!" tanya Gempa dengan tegas.

Hali hanya diam. Tidak tersentak bila Gempa meninggikan suaranya. Dia hanya fokus menatap Boboiboy yang mulai bangun kembali.

Gempa yang melihat Boboiboy berusaha untuk bangkit membantunya. Boboiboy mengambil napasnya banyak lalu menatap Hali dengan tatapan bengis.

"Adik tak apa? Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Gempa dengan lembut.

Boboiboy menatap Gempa sebentar sebelum menatap Hali kembali. Tatapan merendah, merah ruby yang tajam. Tampaknya ingin menusuk dirinya bila tatapan emang bisa membunuh.

Jadi. . . sebenarnya apa yang terjadi sebelum semua kekacauan ini?

Mari kita kilas balik sebentar.

Singkatnya, semua ini berawal dari pukul lima pagi ini. Boy dibanguni, disuruh sarapan lalu melakukan pemanasan oleh Blaze secepatnya.

Aku Adik dari Sekelompok Mafia?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang