Chapter 102

629 94 3
                                    

Boboiboy melihat Probe dan Ais secara bergantian untuk beberapa saat.

"Dia beneran ikut kita?"

Ais melirik ke arah Probe yang masih mengikuti mereka, mirip anak bebek.

"Di sini tak ada korco-korco Retak'ka ke?"

"Eum, ada."

"Jadi kenapa tak ada usaha buat bimbing kita untuk menghindari mereka? Hmm???"

"Eee. . . aku tak tau mereka ada di mana je. . ."

"Masa?" spontan Boy mengatakannya, lalu menyipitkan matanya.

"Ais, dia mencurigakan." bisik Boy.

". . . . . ."

Ais menatap Probe tajam.

Probe mulai gugup.

"A-. . Apa?"

Andaikan ini kartun seperti animasinya, sudah bisa lah kita lihat banyak biji keringat yang berjatuhan dari kepalanya.

Ais mendekati Probe, Probe pula menjauh selangkah. Hal ini membuatnya semakin mencurigakan.

Tadi dia santai-santai aja, sekarang saat udah dicurigai, kok gelagapan?

Sama seperti Boboiboy, Ais menyipitkan matanya.

"Kau sembunyikan sesuatu kan?"

"Mana ada!"

"Jadi kenapa balasnya macam tu?"

". . . . . Eum– adeh!!"

Tanpa aba-aba, Ais langsung menyergap Probe. Mengunci pergerakannya.

"AMPUNNN!!"

"Diam! Kau ni sebenarnya disuruh kemari kan? Siapa yang suruh? Jawab!"

". . . . . . . ."

". . . . . . Jawab."

"Tak 'de siapa! Tak ade sesiapeeeee!–"

"Adik tutup mata. Karena kakak mau hilangkan nyawa dia dulu–"

"Betulan tak ade siape yang suruh aku lah! Kalau pun ada yang suruh, hanya incik bos je yang–"

"Habis tu kenapa kau ragu buat jawab tadi?"

"Uh. . . ak-aku. . sebab. . ."

". . . . . . . ."

"Probe."

". . . . . . . . . ."

Mata Probe perlahan-lahan melirik ke arah lain. Ais mengikuti lirikannya dengan cepat setelah lirikannya berhenti di satu tempat.

Di balik tembok, tepat jalan belokan setelah kamar Solar.

Ais juga diam. Menatap Probe, lalu menatap Boboiboy.

Merasa ada yang tak beres, Boy bertanya singkat. "Apa?"

Greb

"Eh– wOAkh?! Woa– napa?!"

Ais memeluk Boboiboy, mengangkatnya, lalu mengambil tasnya dan lari.

Karena aksi Ais yang tiba-tiba, tentunya Boy langsung mengeratkan pegangannya pada Ais.

Karena Boy bisa melihat belakang Ais, Boy ternampak beberapa orang seperti FBI bersetelan serba hitam mengejar mereka.

Probe yang masih di sana sudah diseret duluan tanpa ada kesempatan untuk melarikan diri.

Selama diseret, Probe terus berteriak "AKU BENERAN GAK DISURUHHH–!!!"

Gitu.

Tapi teriakannya tidak mereka pedulikan. Keselamatan dan jalan keluar itu nomor satu sekarang!

Aku Adik dari Sekelompok Mafia?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang