Chapter 93

1.1K 152 33
                                    

brrvvvm. . . .

Boy terbangun. Perlahan mengucek matanya.

Lihat kanan, lihat kiri.

Ah. . .

Gak ada yang mengemudi, tapi mobilnya bisa jalan sendiri. . . .

Apa gak merinding Boboiboy?

Tapi teringat lagi soal mereka itu kaya. Jadi penjahatnya pun pasti tidak kalah kaya.

Kaya sampai bisa membeli mobil yang bisa otomatis jalan sendiri ke suatu dinasti itu tidak lah mengherankan. . .

Tapi. . . sekarang dia mau dibawa ke mana? Gak mungkin jalan sendiri tanpa tujuan. Dah gitu sebelum Boboiboy gak sadarkan diri, Boy tau kalau dia tidak ada di mobil yang sama dengan mobil ketujuh putra itu di saat-saat terakhir.

Makanya pas Boboiboy sadar, itu sudah telat banget. Suara bip bip yang Boy dengar pun baru dia tau kalau itu semacam. . . waktu penghitung mundur untuk melepaskan gas tidur.

Ck.

Siapa lagi yang menculik dirinya?

Kayaknya dah ada dua kali lah Boboiboy ini diculik kan? Pertama yang dibawa sampai ke pelelangan. Kedua yang dibawa lari ke tempat gak benar. Sekarang yang ketiga, Boy gak tau lagi ke mana. . .

Kira-kira siapa yang berpotensi untuk menculiknya??

Computer– maksudnya Ayah tiri Computer??

Nama orang yang tak Boy kenal itu terlintas begitu aja lewat benak Boboiboy, pasalnya Computer sempat mengatakan yang ianya ingin membawanya ke suatu tempat dan mengungkit-ungkit soal Ayah tirinya di akhir-akhir. . .

Apa Boy akan bertemu dengannya?

Kalau iya bagaimana rupanya nanti??

Duk duk duk

Boy mengetuk-ngetuk jendela kaca mobilnya. Kokoh, tentu saja.

Kalau Boy gak bisa keluar untuk sekarang, Boy bisa ambil beberapa senjata untuk berjaga-jaga kan?

Ada pisau dan pistol. . .

Oh, jangan lupa dengan botol itu. Boy ambil lagi botol permen karetnya dan lihat isinya.

Memang tampaknya seperti air dan tidak berbau, tapi Boy gak merasa bisa percaya gitu aja kalau ini memang air biasa. . .

Baiklah, simpan, masuk kantong bersamaan dengan parfumnya.

Lalu. . . pisau dan pistolnya. . .

Jujur aja, Boy masih belum tau bagaimana cara menggunakan mereka. Yang Boy tau hanya cara meninju. . itu pun belum sempurna diajarkan Hali.

Karena setelah pelatihan bersama Hali pun, Boy pikir Hali lebih memfokuskan dirinya untuk belajar cara melindungi diri MESKI PUN dia sendiri meminta untuk mengajarinya bela diri. Makanya staminanya dihajar habis-habisan.

Disuruh lari, push-up, angkat beban. . . juga beberapa trik untuk melawan dan bertahan.

Yah gak heran. . . harap-harap lah semua latihan itu ada gunanya nanti ya.

Jadi, Boy memutuskan untuk tetap ambil pisau dan pistolnya.

Pistolnya Boy isi peluru dulu. . .

Pertama keluarkan tempat isi pelurunya, terus isi aja, dan masukkan lagi.

Terus. . . gimana cara ngunci pistolnya biar kalau ketekan trigger gitu gak langsung dor gitu??

Uh. . .

Aku Adik dari Sekelompok Mafia?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang