Chapter 91

1.3K 163 22
                                    

Boboiboy tertegun melihat sosok yang begitu kenal saat menjemput Ying.

Yaya.

Perempuan itu yang pernah dia jumpai saat dirinya diculik. . .

"Kau. . ." hampir hilang suaranya, tidak tau harus mengatakan apa padanya. Sedangkan Yaya, tidak mau bertemu pandang sama sekali. Seakan-akan mereka gak pernah ketemu sama sekali.

"Waduh sempit banget, geser dulu Solar." risih Ying di belakang bangku mobil.

"Excuse me? Udah kau yang ambil tempat paling banyak, kau pula yang komplain."

"Ya kali kubuat Yaya kejepit."

"Dan ya kali kau buat Duri yang terjepit. Lihat dia!" kata Solar, membuat Ying melihat Duri yang betul-betul terjepit di ujung bangku.

"Geseeeerrrrrr!!" keluh Duri, mendorong Solar untuk geser ke arah Ying.

Gempa mengerutkan dahinya, menegur yang dibelakang. "Kalian ribut banget, kenapa sih? Setauku gak sesempit itu lah bangku belakangnya."

"Sempit tengok ini!" protes Ying.

Blaze mengintip ke belakang, sama dengan Taufan. Ying dan Solar ada jarak spasi yang lumayan lebar di tengahnya.

"Eh Ying, harusnya kita yang protes gak sih? Ais pindah ke bangku tengah, jadi alhasil pun kita lebih sempit di sini. Situ yang jarak duduknya lebar kali kenapa?"

Blaze menggulirkan netranya, "Paling karena jijik." gumam Blaze.

"Apa?" tanya Solar spontan.

"Gak ada apa-apa. Duduk baik-baik lah kalian ya, kita berangkat aja Hali." kata Taufan bersandar di kursinya kembali.

Hali menghela napasnya, begitu juga Gempa yang menopang kepalanya dengan tangan, menatap ke depan dengan tatapan kosong. . .

Sementara yang di belakang masih ribut, Hali menghidupkan mesin mobil dan menjalankannya kembali menuju Kasino yang sempat Solar singgung.

Hanya keributan di belakang lah yang ada selama perjalanan mereka dan sebuah kecanggungan diantara dua anak remaja, lelaki dan perempuan itu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Loh ini kan. . ." lirih Boy saat mobil mereka masuk ke suatu tempat yang modern.

"Tau kan tau kan?? Kalau adik gak tau sih dah kelewat itu namanya."

"Betul itu, kudet kalau adik gak tau. Ni tempat dah terkenal kali di seluruh penjuru DUNIA." bangga Solar, hidungnya kembang kempis.

Boy mengerutkan dahinya.

"Ini kan hotel sama restoran, mana ada kasino."

"Adaaa, masa adik gak tau?"

Boy menggeleng.

"Hmph, cuma tau restoran sama hotelnya doang." mayun Solar.

Ngambekan Solar diabaikan Boboiboy.

Sesuai dengan apa yang Solar bilang, Boy tau nama restoran dan hotel ini karena namanya yang memang begitu terkenal.

Namanya– de lujo.

Restoran de lujo dan hotel de lujo.

Restoran dan hotel ini pernah dijadikan tempat syuting sebuah drama series dari Korea, China, dan Eropa. Makanya gak heran kalau ianya sebegitu terkenalnya sampai ke penjuru dunia.

"Reservasi untuk presidential suite dan restoran untuk seminggu." Solar menaruh kartu nama yang dia keluarkan dari dompetnya.

Jangankan kartu nama– karyawan yang melihat mukanya saja langsung tau kalau Solar ianya pemilik tempat ini.

Aku Adik dari Sekelompok Mafia?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang