Chapter 92

1.4K 167 26
                                    

"Boboiboy. . ."

Setelah beberapa saat tidak berbicara, Yaya kembali memulai pembicaraan.

"Andaikan kau diberi kesempatan untuk kabur, apa kau akan melakukannya?"

Pertanyaan itu. . .

Butuh beberapa detik untuknya menjawab.

"Tidak."

"Kenapa?"

"Karena pasti akan tertangkap lagi dan lagi."

Yaya menoleh, menatap Boboiboy seolah menyadari sesuatu.

"Kau dah pernah kabur?"

Boy tidak merespon, hal ini membuat Yaya menebak bahwa ianya betul.

"Wow. . . jangan-jangan betul?" tanya Yaya lagi untuk memastikan tebakannya.

Boy tidak menjawab, dan itu meyakinkan tebakan Yaya.

"kenapa?"

". . . . . . ."

Yaya merasa dirinya diabaikan oleh Boboiboy. Yaya menghela napasnya, bersandar pada duduknya dan menutup matanya.

"Kau susah diajak bicara. . ." gumam Yaya.

Boy tak menyalahkan gumaman itu, karena sedari tadi Boy emang ingin memutuskan pembicaraan mereka.

Boy berdiri dari duduknya, berjalan keluar dari taman itu.

Ah. . . waktu di tamannya hanya dihabiskan dengan berbicara pada gadis sinting, sekarang apa? Balik ke kasino?

Boy berjalan mendekat ke pintu keluar. Ah. . . tinggal buka pintu ni dah keluar dari bangunan sih.

Tep

"Yo adik, mau keluar?" tanya Blaze menyeringai.

Kan.

Boy menatap Blaze datar.

"Dari tadi dah ngikuti aku ya?"

"Eh, mana ada." bantah Blaze.

"Takut aku kabur ya?"

"Mhm. . ." Blaze memberi senyumnya.

Haih. . . Boy tak terkejut lagi lah kalau gitu. . .

"Ayo balik."

"Kasino?"

"Ya lah, kalau gak mau ke mana lagi?"

Boy menatapnya datar.

"Aku gak ke mana-mana loh, cuma jalan-jalan doang. Gak kabur."

"Iya lah tuh, terakhir kali juga gitu bukannya?"

"Haih. . . aku gak ngerti apa-apa pun di kasino itu. . bawa lah aku balik kamar atau apa gitu. . ." pinta Boboiboy. Dan Blaze tampak dapat memakluminya.

"Yaudah deh, kita ke kamar aja kalau gitu ya?"

"Hm. . ." lalu Boboiboy menguap.

Blaze mendengus. Mengandeng tangan Boy sebelum mulai berjalan menuju ke kamar yang dimaksud.

Gandengan tangannya membuat Boboiboy merasa. . ini asing. Agak-agak gak betul rasanya dia menggenggam tangannya.

Bisa Boy rasakan tangannya yang kasar dan besar. Tidak seperti tangan-tangan orang pada umumnya.

"Mirip banget sama Ais. Kerjanya mau tidurrr aja tidurr aja. Macam gak ada semangat hidupnya."

"Ya hidup ku emang udah melelahkan. Jadi jangan ganggu lagi."

Aku Adik dari Sekelompok Mafia?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang