Night Sky (End)

405 57 6
                                    

Malam ini langit sangat cerah,Wina mengajak putra putrinya untuk melihat langit malam diteras belakang rumah.

"Bu...kenapa nama kita Bulan dan Bintang?apakah Ibu sangat menyukai langit malam?" Tanya Bulan,gadis kecil itu meletakkan kepalanya dipangkuan sang Ibu,begitupun Bintang yang ikut ikutan berbaring menatap langit malam.

"Benar,Ibu sangat menyukai langit,bukankah langit begitu indah dan menenangkan?saat melihat langit,hati ibu menjadi tentram,apalagi ada bulan dan bintang,kalian berdua adalah pelengkap kebahagiaan ibu" jawab Wina,wanita muda yang sudah menjadi Ibu saat diusia 19 tahun itu mengelus kepala kedua putra putrinya.

Tidak apa apa,dia sudah merasa cukup dan bahagia bisa mendapatkan dua putra putri nya ini,meski sampai saat ini Wina tidak bisa melupakan kisah cintanya dengan Langit.

Langit?bagaimana keadaan Langit sekarang?hidup dengan satu ginjal bukankah sangat beresiko?Wina sendiri akhir akhir ini merasa kesehatannya benar benar tidak bisa diprediksi,dia akan tiba tiba pingsan karena kelelahan,lalu demam tanpa alasan,kondisi ekonominya yang pas pasan,membuat dirinya enggan pergi ke rumah sakit untuk mengecek kesehatannya.

Wina mengambil kalung hati pemberian Langit dulu,dia genggam erat,dia benar benar merindukan sosok pria itu,jika Tuhan mengijinkan dia ingin bertemu pria itu sekali lagi,dia ingin meminta maaf secara langsung pada Langit,meninggalkannya tanpa pamit adalah kebodohan terburuk yang pernah dia lakukan.

Tapi egois kah dia jika dia ingin menemui pria itu sedangkan Wina sendiri tidak tau bagaimana kehidupan Langit sekarang,apakah dia sudah menikah?atau bahkan sudah memiliki anak,bagaimana jika kehadiarannya malah membuat semuanya menjadi runyam?

..

"Bulan..Bintang...Ibu akan ke tempat paman Eik untuk mengambil ikan,ibu sudah siapkan sarapan untuk kalian,jangan lupa dimakan,lalu berangkat sekolah" Wina merasa kesehatannya sudah mendingan jadi dia bisa mulai beraktifitas secara normal.

"Baik,Bu" jawab kedua anak itu kompak,Wina tersenyum,rasanya bahagia sekali memiliki anak anak penurut seperti Bulan dan Bintang,mereka bahkan tidak pernah mengeluh dengan kondisi ibunya yang seorang ibu tunggal dan hidup dalam kemiskinan.

Wina memakai topi jeraminya,merapatkan jaket rajut yang buat sendiri untuk menghalau cuaca dingin.

Dia bersama Paman Eik pergi ke pasar bersama,menumpang di mobil bak terbuka,membawa beberapa kerajang anyam berisi ikan ikan yang akan mereka jual ke pasar.

....

Langit bangun dan melihat jam yang telah menunjukkan pukul 7 pagi,tumben sekali dia bangun pagi,biasanya dia akan bangun setelah jam 12.

Dia akan kembali ke rumah sakit tapi nanti,siang atau sore hari,karena dia masih ingin menghabiskan waktu menikmati laut.

Langit keluar dari kamar resort nya,melihat sekeliling,tidak ada orang,masih sepi,dan matahari juga masih malu malu untuk terbit.

Langit membawa langkahnya menyusuri sekitar pantai,dia bertemu orang orang lokal sana yang kebanyakan adalah nelayan,beberapa anak sekolah juga terlihat melewati jalan itu.

Ah,Langit jadi ingat masa kecilnya,dulu sebelum tinggal bersama Ayah kandungnya,Langit sempat tinggal bersama kakeknya,di pantai seperti ini,dan dia juga sering berangkat sekolah dengan sepatu yang sengaja dia lepas karena harus melewati hamparan pasir.

"Bulbul cepatlah,nanti kita terlambat"

Langit menoleh karena mendengar suara yang tak asing buatnya,terlihat seorang anak laki laki dengan seragam sekolahnya,tengah meneriaki seorang anak perempuan yang berjalan agak jauh di belakangnya.

The Story of True Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang