Brother in Love (5)

124 39 1
                                    


"Lu gila ya"

Suara itu?

Itu suara Phi Rain

Celine syok melihat wajah seseorang yang telah menyelamatkannya,itu Phi Rain,bagaimana bisa?bukankah Phi Rain ada di dalam mobil?

"Kalau mau mati jangan disini,bikin masalah"

Air mata Celine semakin deras mengalir,ini tidak mimpi kan?ini beneran Phi Rain nya?

"Untung lu keluar duluan Rain sebelum meledak,kalau enggak...gak tau deh gue harus bilang apa sama Phoo lu"kata teman Rain.

Ya,mobil itu memang mobil Rain,sejak awal Rain sudah merasa ada yang tidak beres dengan mobilnya,dia ingin ganti mobil tapi karena waktu sudah mepet jadi dia terpaksa menggunakannya.

Setengah pertandingan,Rain semakin was was dan curiga,atmosfer di dalam mobil juga berbeda,ada bau zat zat kimia dan terdengar detik suara jam.

Mata Rain menyipit dan mendapati ada bom yang ditaruh di bagian belakang kursi kemudi,ini jelas jelas sabotase.

Panik?

Tentu saja,tapi Rain masih bisa berpikir jernih,dia mempercepat laju mobilnya,mencari lahan yang agak luas dan berumput,jauh dari penonton supaya presentase memakan korban menjadi sedikit,dan setelah posisi untuk meloncat sudah dia dapatkan,Rain melompat dari atas mobilnya,berguling di rerumputan dan membiarkan mobilnya menabrak dinding pembatas,dan setelah itu barulah bom meledak.

....

Celine gak berhenti nangis,tangannya erat memeluk tubuh sang kakak,bahkan saat Rain minta dilepasin aja Celine gak bergeming tak malah makin mengeratkan pelukannya,Rain sampai bingung harus ngapain sekarang.

"Rain-"

Seseorang masuk ke tenda Rain,tapi jadi salting karena melihat Rain yang lagi dipeluk sama cewek,mana posisinya ambigu banget,iya soalnya Celine ada dipangkuan Rain dan meluknya erat banget,mana sambil nangis.

"Nong gue"kata Rain,si teman hanya manggut manggut tapi masih gak percaya kalau cuma sebatas 'Nong' doang.

"Ada apa?"tanya Rain.

"Udah jelas ini ulah Mike,tapi kita gak bisa laporin dia,Bos cuma mau masalah ini ditutup karena gak ada korban jiwa"

"Emang bajingan si Mike,kalau ada kesempatan gue bakalan-"

"Bakalan apa?"Celine mengangkat wajahnya,terlihat wajah sembab serta lelehan air mata yang terus mengalir dari kantong matanya,padahal ini sudah lebih dari setengah jam dia nangis.

"Phi jangan balapan lagi"kata Celine memohon.

"Sel-"

"Gak boleh,apa Phi gak tau gimana takutnya gue tadi kalau lu beneran ada di dalem mobil?gimana kalau lu telat keluar,lu udah jadi abu sekarang Phi...jadi gue mohon jangan balapan lagi please"

Leo memberi kode ke Rain untuk menuruti saja permintaan Celine,repot kalau Celine gak berhenti nangis.

"Oke gak balapan lagi,tapi berhenti nangis dulu dong,gak malu apa diliatin banyak orang begini"kata Rain,mengangkat wajah Celine supaya menghadap ke arahnya,begitu sudah bisa dijangkau,jemari Rain dengan lihai mengusap lelehan air mata di pipi adiknya.

"Sekarang ayo pulang,udah malem..."kata Rain,Celine mengangguk dan memutuskan turun dari pangkuan sang kakak.

"Gue kira dia cewek lu"kata Leo,Rain lalu membalasnya dengan memberikan dead glare ke Leo.

"Canda doang,udah sana bawa Nong lu pulang,biar disini gue yang urus"kata Leo,Rain mengangguk lalu segera membawa Celine keluar dari tenda,tapi tetap saja Celine gak melepaskan pegangannya dari tangan Rain.

The Story of True Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang