It's Me (2)

159 41 1
                                    

Aku terbangun dan melihat suamiku sudah ada di depan meja yang biasa dipakai sebagai meja kerja,suamiku adalah pebisnis,seringkali dia akan membawa pekerjaanya ke rumah sehingga sebelumnya kami memang mendesain kamar yang lebih luas untuk ditaruh meja besar tempatnya merampungkan pekerjaannya.

"Aku akan ke kantor,kemungkinan akan pulang larut malam jadi jangan menungguku" kata suamiku,ada rasa sesak di dada saat menyadari lagi lagi suamiku tidak mau menatapku,pria itu hanya menatap bayangan dirinya di cermin lalu pergi tanpa menungguku.

Dia benar benar telah berubah.

Aku keluar dari kamar setelah selesai mandi dan berganti baju,suasana hening terjadi di meja makan,bahkan saat aku datang mereka masih duduk tanpa mau menyentuh makanan di depan mereka.

"Kenapa tidak dimakan?Ibu sudah bilangkan kalau kita tidak boleh menyianyiakan makanan" kataku.

"Alex,makan!" Itu suara suamiku

Putraku,Alexander....bocah laki laki usia 7 tahun itu langsung menegakkan badannya dan mulai menyentuh piring di depannya,memasukkan sesuap demi sesuap nasi masuk ke dalam mulutnya.

Hal itu pun dilakukan juga oleh adik Alex,Natasha...putri kecilku yang masih berusia 5 tahun.

"Alex...Nata...selesaikan makan kalian,Ayah tunggu di mobil" suamiku meninggalkan makanannya,dan juga meninggalkan....aku.

"Tapi Yah....Ibu selalu bilang-"tahan Alex.

"Tidak ada tapi tapi an,kalian bisa terlambat ke sekolah" potong suamiku,Alex terlihat kesal tapi anak itu penurut dan langsung menghabiskan makanannya tanpa sisa tentu saja dengan terburu buru.

Begitupun dengan Natasha,gadis kecil itu menatapku sebentar lalu menuangkan satu centong nasi ke piring di depanku yang masih kosong.

"Makanan Ibu,dimakan ya "kata Natasha dan hal itu tak luput dari penglihatan suamiku.

"Nata,cepatlah! " kenapa harus buru buru?ini bahkan masih pukul 7 pagi.

"Bright..."panggilku,rutinitasku sebelumnya adalah mengantar suami dan anak anak ku sampai mereka masuk mobil.

"Dagghh Ibu " Natasha melambaikan tangan ke arahku,tapi tidak dengan Alex maupun suamiku.

Kenapa?kenapa mereka melakukannya padaku?apa salahku?

Aku ingin menyusul suamiku ke tempatnya bekerja,ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi,apa dia benar benar berselingkuh dariku?

Langkahku memberat kala mencoba membuka pintu gerbang,pagi ini matahari bersinar sangat terik,saking teriknya membuat kepalaku menjadi pening,badanku lemas tanpa bisa digerakkan,dan setelah itu....semuanya menjadi gelap.

....

Aku tidak ingat berapa lama aku pingsan,aku tersadar saat hari sudah gelap,dan lampu kamar sudah menjadi temaram.

"Aku rindu"

Lagi lagi aku terbangun di waktu yang salah,aku kembali mendengar suamiku berbicara lewat telfon,dan berkali kali mengatakan rindu,apakah dia tidak sadar jika aku ada disini?aku masih istrinya,istri sahnya,ibu dari anak anaknya,kenapa tega sekali.

Apa tidak ada lagi kesempatan untukku?

Kali ini aku sengaja bangun dari tidurku,menghampirinya,ingin bertanya tentang kelanjutan hubungan kami.

"Langit?kamu sibuk?siapa yang kamu hubungi malam malam begini?" tanyaku berkali kali,suamiku hanya menatapku sebentar tanpa fokus,sepertinya dia tidak ingin bertemu pandang denganku,setiap kami berbicara,dia menatap ke arah lain, Langit mematikan sambungan telfonnya lalu kembali naik ke tempat tidur.

"Langit...apa salahku?kenapa kamu mendiamiku seperti ini?"tanyaku.

Lagi lagi Langit tidak menjawab,pria itu malah mematikan lampu meja hingga membuat kamar kami menjadi gelap gulita.

"Langit!" aku memanggilnya,kali ini aku terisak,aku sungguh ingin mendengar jawaban darinya,tapi kenapa Langit ku seolah tidak peduli?

Kemana Langit ku yang yang dulu?

Kemana Langit yang selalu menjawab semua pertanyaanku?

Kemana Langit yang memastikan kebahagiaanku dahulu sebelum kebahagaiannya sendiri?

Bahkan disaat foto pernikahan kami masih tertempel di dinding kamar,dia berani mengatakan rindu kepada wanita lain.

Apa salahku Langit?

.
.
.

Aku memutuskan keluar dari kamar,kalau tidak begitu aku tidak yakin hatiku akan baik baik saja.

Langkah pertamaku adalah menuju ke kamar putra sulungku.

Alexander Fabio,dia seperti diriku,tidak bisa tidur jika tidak ada lampu yang menyala,ini aneh...fobia ku terhadap kegelapan malah menular ke putraku,ini tidak bagus jika saat dewasa nanti dia tidak bisa mengatasi fobia nya,pasti akan di tertawakan teman temannya.

Alex sudah tertidur lelap,dengan mendekap erat gulingnya,setelan baju tidur motif sunflower menambah kadar keimutannya,itu adalah baju tidur yang sengaja aku belikan,kembaran dengan Natasha,bedanya punya Alex berwarna kuning putih sedangkan milik Natasha berwarna merah muda.

Aku duduk di pinggir tempat tidur,memegang kepala anakku dan mengelus rambutnya,tidurnya seperti terusik hingga membuat kepalanya bergerak kekiri dan ke kanan.

Kenapa?apa Alex bermimpi buruk.

"Bu...hiks...ibuuu"

Hatiku tergerak,bahkan saat dia mimpi buruk dia masih memanggilku,Alex....putra tersayangku....

Aku memeluknya,menggantikan guling yang sedari tadi di sampingnya,aku baru sadar jika di bawah guling itu ada fotoku.

Alex?jika kau ingin Ibu peluk kenapa tidak mengatakannya langsung?kenapa kau sampai menyimpan foto Ibu di bawah gulingmu?apa kamu takut pada Ibu?

...

Waktu hampir subuh ketika aku terbangun dan mendengar suara suara berisik di luar,Alex yang semalam aku dekap sudah tidak ada di pelukanku.

Aku bergegas bangun dan mencari tau apa yang sebenarnya terjadi.

Sesuatu yang membuat badanku lemas seketika,tiba tiba hatiku merasa sakit,sakit sekali sampai rasanya aku siap mati kapan saja.

Aku melihat Alex,menangis keras,meronta ronta ingin menggapai sesuatu,Langit menahan putra sulungku,meski aku pun melihat dengan mata kepalaku sendiri pria tangguh itu menangis.

Apa yang terjadi?apa yang mereka tangisi,aku tidak melihat apapun itu kecuali orang orang berkerumun,bunyi sirine ambulan mulai terdengar,hatiku semakin mencelos,apa yang terjadi?kenapa tidak ada yang mau memberitahuku?

Apakah aku sudah tidak dianggap lagi oleh mereka?

.
.

Tbc

The Story of True Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang