Live Long With You (3)

140 39 4
                                    

Satu titik cahaya muncul,lama lama cahaya itu membesar dan dalam derasnya hujan Sea melihat dua buah mobil mendekat,syukurlah Tuhan masih mau menjawab doanya.

"Natasha!" pekik seseorang,Sea tau itu suara suaminya,ternyata Brian yang datang,bersama sebuah mobil lain berwarna orange,mobil tim SAR.

Seperti dejavu,pelukannya pada Nata perlahan melonggar hingga akhirnya tubuh Nata sudah tidak ada di pelukannya lagi,Brian telah membawanya,masuk ke dalam mobil...tapi kenapa pria itu tidak kembali untuk menolongnya?kenapa mobilnya pergi dan meninggalkannya. Kenapa sakit sekali rasanya.

"Nyonya biar kami bantu" kata seorang relawan yang membantu Sea untuk berdiri,mata Sea memanas,air matanya jatuh bercampur dengan air hujan. Inikah cara Tuhan untuk menyadarkannya bahwa perjuangannya harus berakhir sampai disini?

....

"Dimana kalian menemukannya?" tanya Rose,teman satu profesi dengan Brian,bedanya Rose ini dokter anak,dia yang merawat Nata sejak anak itu dibawa ke rumah sakit karena hipotermia.

"Di jalan menuju hutan,entah apa yang dipikirkan wanita itu hingga mengancam nyawa anaknya sendiri" masih terlihat kilatan emosi di wajah Brian,iya dia diberi tahu tetangganya bahwa pintu gerbang rumahnya yang biasanya tertutup malah terbuka lebar,ditambah saat tetangga itu mendatangi rumah Brian ternyata tidak ada orang,Brian jelas panik dan segera menelfon istrinya,tapi ternyata ponsel istrinya tidak bisa dihubungi,tambah panik dia begitu semua keluarga dihubungi tapi tidak ada yang tau keberadaan Sea dan Nata kemana,pikirannya sudah menjurus ke hal yang negatif,untung dia memiliki teman dari tim SAR yang bisa membantunya melacak keberadaan mobil yang dikendarai Sea,dan menemukannya ke jalan arah menuju hutan.

"Jangan salahkan dia,mungkin ini terjadi tanpa dia duga sebelumnya"

"Dia itu bodoh,tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah,sejak dulu seperti itu"

"Jangan seperti itu,jika dia mendengarnya akan seperti apa perasaanya" kata Rose.

"Dia sudah kebal aku katai seperti itu" ucap Brian.

"Jahat sekali,untung bukan aku ya yang jadi istrimu,kalau iya kita mungkin sudah berpisah karena aku tidak tahan dengan cemoohanmu" ucap Rose,dulu dia memang pernah menyukai Brian,bahkan terang terangan bersaing dengan Sea namun pada akhirnya Rose mengaku kalah karena tekad hati Sea yang membuatnya kagum sampai saat ini.

Tanpa mereka sadari ternyata ada Sea yang sejak tadi mendengar pembicaraan mereka,dengan kaki tertatih karena luka di jari kakinya serta lutut kakinya,Sea ingin melihat kondisi putrinya,namun yang ingin dia lihat ternyata tidak sesuai ekpetasinya,sungguh ini adalah fase terberat dari segala cobaan yang pernah Sea terima.

Bagaimana ini?setelah ini mungkin hubungannya dengan sang suami akan terasa berbeda.

"Bu?" panggil Alex,bocah 7 tahun itu menarik bagian belakang baju Ibunya.

"Iya Sayang?" Sea segera menghapus air matanya,berjongkok untuk mensejajarkan tingginya dengan Alex.

"Kaki Ibu sakit" Alex menunjuk jemari kaki Sea yang dibalut perban.

"Tidak,ini tidak sakit,ibu baik baik saja" Sea menenangkan.

"Ibu mau bertemu Natasha?" tanya Alex.

"Tidak,Natasha masih tidur,Ibu akan kembali ke kamar Ibu saja" Sea kembali berdiri,berniat akan kembali ke kamar rawatnya,tapi dia menghentikan langkahnya.

"Alex,bisa ibu minta tolong" ucap Sea,Alex mengangguk.

"Tolong jaga Nata buat Ibu ya,Ibu sedang sakit jadi tidak bisa menemani Nata" ucap Sea tidak bisa menahan isak tangisnya lalu wanita itu berlari untuk menyembunyikan air mata dari putranya.

"Ibu menangis,kenapa Ibu harus menanggung sakitnya sendirian" gumam Alex yang melihat bayangan Ibunya telah hilang karena telah masuk ke dalam kamar rawatnya.

Tengah malam,setelah pekejaan Brian selesai dan memastikan putrinya baik baik saja,Brian baru mendatangi kamar rawat Sea.

Kamar itu begitu sepi dan dingin,gelap karena sang pemilik kamar memilih mematikan lampunya.

Bukan seperti kebiasaan Sea yang tidak akan bisa tidur jika lampunya dimatikan.

Klik

Lampu sekarang sudah kembali menyala,Brian mendekati bed yang ditiduri istrinya,Sea tidur membelakangi pintu dan dari situ Brian tau kalau Sea belum tidur,wanita itu sadar jika ada seseorang yang masuk ke kamarnya,dan Brian juga bisa menebak kalau Sea tau yang datang adalah dirinya.

Brian sudah berdiri di samping bed,menatap tubuh istrinya dari belakang,kaki kecilnya berbalut perban,lututnya pun mendapat perlakuan yang sama,yang lebih miris adalah saat Brian diberi tahu oleh dokter yang tadi merawat Sea jika lengan kiri istrinya juga terluka karena tergores batang kayu cukup dalam,tangan Brian menggantung ingin memegang lengan itu tapi dia urungkan,harga dirinya masih setinggi langit.

"Setidaknya jika ingin melukai dirimu,jangan bawa anakmu" kata Brian,lalu pria berbalik pergi meninggalkan sang istri,yang Brian tidak tau jika sejak tadi Sea menahan untuk tidak menangis,benar...dia akan menyerah...ini sudah waktunya.

...

Tbc

The Story of True Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang