Brother in Love (6)

127 38 0
                                    

Sudah satu minggu berlalu sejak Celine menjadi 'budak' Rain,tiap pagi Celine harus membuat sarapan untuk Phi nya,menyiapkan air panas,menyiapkan pakaiannya,dan setelah itu membersihkan seisi apartement. Kenapa mereka tidak kembali saja ke rumah utama?jawabannya adalah karena Rain masih ingin mengerjai adiknya.

Oke ini keterlaluan,tapi sungguh Rain menikmatinya,lagipula Celine tidak membantah seperti sebelum sebelumnya,gadis itu menjadi penurut dan sedikit 'aneh'. Awal awal Rain memang selalu menyuruh ini itu dengan rutin dan setiap saat,seolah memerintah Celine adalah rutinitasnya,Rain sudah terbiasa dilayani adiknya,ehm dalam artian yang sebenarnya ya.... Rain tidak cukup mesum untuk mengartikan 'melayani' dalam artian yang lain. Tapi lama lama....Rain merasa ini tidak menarik lagi,seolah Celine yang sekarang bukan lagi Celine yang dulu,yang suka adu mulut dengannya,membantah saat di perintah,dan aktif. Sekarang seringnya Rain melihat wajah Celine yang tampak murung dan lesu,saat diperintahpun Celine akan langsung menurut tanpa membantah dulu,aneh kan? Apa Celine benar benar merasa bersalah?atau gadis itu tengah merencanakan aksi balas dendam?

Ting tong

Bel apartement berbunyi,Rain awalnya menebak itu pasti Celine tapi dia urungkan karena bukankah Celine punya kunci cadangan?gadis itu bisa masuk tanpa harus membunyikan bel lebih dulu.....tapi siapa kalau bukan Celine?tidak banyak yang tau lokasi apartementnya.

"Maae?"

Iya itu Ibu tirinya.

"Sawadeekrub Khun Maae"sapa Rain saat melihat Ibu tirinya datang.

"Sawadeekha luuk"balas Maae,wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dan elegant itu tampak tersenyum,ada dua buah paper bag berukuran lumayan besar di masing masing tangannya.

"Masuk Khun Maae"Rain mempersilahkan sang Ibu untuk masuk ke apartment.

"Maaf Maae datang tiba tiba,Maae dapat alamat rumah ini dari Phoo mu,karena setiba di rumah Maae tidak melihat kamu dan Celine"

Ya benar,Phoo dan Maae memang memiliki perjalanan bisnis ke Paris minggu lalu.

"Bukannya kami tidak suka tinggal di rumah Khun Maae,tapi karena jadwal mata kuliah Celine sangat padat,dan efektifitas waktu sangat diperlukan,jadi akan lebih menyingkat waktu jika dia tinggal disini"jawab Rain sembari memberikan secangkir teh madu untuk Maae nya.

"Apakah Celine menyusahkanmu?"

"Ah tidak Maae,kami akur"

"Syukurlah kalau begitu,Maae khawatir anak perempuan Maae itu menyusahkanmu,dia memang masih kekanak kanakan,tolong dimaklumi ya jika dia sedikit nakal"kata Maae. Rain hanya tersenyum,sedikit nakal ya? Hahaha.

"Apa Maae kemari sendiri?dimana Phoo?"tanya Rain.

"Ah itu Maae memang kembali ke Bangkok dulu,Phoo mu sedang transit di Hongkong,ada satu pekerjaan yang harus dia selesaikan disana,karena Maae sudah merindukan kalian jadi Maae memutuskan untuk pulang lebih dulu"

"Jadi Maae baru tiba?"

"Ya,Maae baru sampai subuh tadi,karena tidak bisa tidur jadi Maae kemari"

"Kalau begitu Maae istirahat dulu saja,biar Rain buatkan makan siang untuk Maae"kata Rain.

"Kamu bisa memasak?"Maae bertanya.

"Bisa Maae,sekarang Maae istirahat saja di kamar Celine kamarnya ada di sebelah sana"Rain menunjuk sebuah kamar di sebelah kiri.

"Kalau begitu Maae istirahat dulu"

....

Kasanant Kanawareen,atau biasa dipanggil Khun Kana,perempuan yang telah menginjak usia 43 tahun,seorang pebisnis wanita yang sukses,diusia muda sudah menjadi bos diperusahaannya sendiri,memiliki satu anak kandung perempuan,bernama Celine Alex Kanawareen. Memiliki nama belakang sang Ibu karena Ayahnya bukan warga asli Thailand,diperlakukan layaknya seorang Princess oleh Ayah Ibunya menjadikan Celine hidup untuk dirinya sendiri,dia sedikit nakal dan aktif,ceria dan seperti tidak punya masalah apapun,itu yang orang orang tau....tapi....bukankah pepatah mengatakan yang terlihat belum tentu adalah kenyataan,Celine sebenarnya dulu memiliki gangguan kecemasan atau Anxiety Disorder.

The Story of True Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang