"Dasar bodoh! Terlambat lagi?"
Gala yang baru saja mengenakan apronnya, terdiam. "Tak sampai lima menit, Mr. Kim," kilahnya.
"Kau ini! Bantu cuci semua alat masak yang ada. Jangan sampai tersisa lemak minyak di sana. Kalau sampai masih tersisa, kau kupecat Gala."
Gala menjawab dengan anggukan, ekor matanya memperhatikan bagaimana pria bertubuh tambun yang hampir memenuhi sela di antara meja dapur dengan area memasak, hampi penuh. Sukar sekali cara berjalan Mr. Kim di mata Gala. Belum lagi wajahnya tadi makin memerah.
"Semangat, Gala," katanya pelan. langkahnya mantap ke arah bak cuci piring di mana ternyata, hingga area bawah sudah bertumpuk banyak panci juga alat masak lainnya. Gala jadi bertanya-tanya, apa yang sedang terjadi?
Kemarin sore Gala sudah membersihkan area ini tapi kenapa sekarang seperti bertambah dua kali lipat?
"Gala," panggil Luke cukup keras dari arah pintu dapur. "Jangan terlalu lama mencuci, di area dapur bau sekali. Kami para koki tak bisa memasak kalau baunya busuk."
Kalau saja ... benar, kalau saja gaji dari Mr. Kim tak ia pergunakan untuk hidup. Ditambah mencari pekerjaan di Metro Selatan dengan kapasitas orang sepertinya ini, sangat lah sulit. Hanya lulusan pendidikan dasar saja, ketika ingin melanjutkan sekolah, ibunya meninggalkan Gala begitu saja. segala pekerjaan rendahan sudah ia lakukan kecuali menjadi pengedar narkoba. Ia tak mau berurusan dengan petugas keamanan Metro Selatan. Kalau saja ia tak ingat banyak bergantung dari restoran Mr. Kim ini, ia pasti sudah keluar sejak lama.
Pertama kali datang tadi, Gala selalu mengecek area pembuangan di dalam restoran. Gala paham jangan sampai ada sampah di sekitaran area dapur. Kebersihan harus lah nomor satu dan di sini, Metro Selatan menerapkan aturan ketat mengai pasal kebersihan yang berlaku di semua restoran yang beroperasi di wilayah yang cukup cemerlang dibanding tiga wilayah lainnya.
Gala tinggal di satu negara dengan empat wilayah besar yang meliputinya. Landskape kota terang benderang juga banyak kehidupan di atas rata-rata untuk kaum tertentu, ada di wilayah Selatan. Tempatnya tinggal. Luas wilayahnya cukup besar di mana bagian utaranya berbatasan dengan Metro Utara dan di baratnya, Metro Barat yang indah dengan banyak pegunungan serta lembah.
Metro Utara katanya, Gala tak tau terlalu pasti wilayahnya seperti apa. Setiap orang dari masing-masing wilayah jika ingin mengunjungi bagian wilayah lain, harus menunjukkan identitas yang terdaftar dan semua informasi mengenai orang itu, akan muncul di layar. Bahkan riwayat penyakitnya pun tampak di sana. Berlaku untuk empat wilayah yang ada tanpa kecuali.
Untuk mendapatkan identitas terdaftar atau dikenal dengan nama Code Person itu sangat lah mahal bagi Gala. Ia memang terdaftar sebagai penduduk Metro Selatan tapi untuk melengkapi apa yang dibutuhkan Code Person butuh banyak biaya. Ah, mungkin Gala saja yang tak mengerti bagaimana cara mendapatkannya.
Buktinya Luke bisa mendapatkannya. Tiga bulan lalu, Gala masih ingat saat pria menjengkelkan juga angkuh itu menunjukkan Code Person-nya lengkap dengan semua identitas yang Luke miliki. Gala yang tak ingin ikut campur dalam keseruan penuh kesombongan yang Luke ucapkan, pada akhirnya tertarik juga. Rasanya ingin mencari tau tapi Gala yakin, bukannya info yang didapat malah ejekan yang makin membuatnya geram.
Kalau ia menantang Luke, sudah pasti ia berujung pada masalah. Tidak. Tidak. Sudah cukup kesialan yang Gala punya. Ia tak mau menambah deret kesialannya. Menjalani hidup seperti ini saja, tak apa, tak masalah. Siapa tau nanti datang keajaiban yang rasanya sangat mustahil datang.
Padahal ingin sekali tangan Gala mampir sebentar di wajah Luke yang katanya tampan itu. Di mata Gala, baik wajah Luke juga Mr. Kim sama. Sama-sama menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DICE
Fantasy'Satu dadu meluncur, hidup kalian taruhannya.' Pendar itu nyata, senyata hidup Gala yang berantakan. Sendirian dan mengutuk siapa pun yang membuat dirinya ada di tengah kejamnya Metro. Hingga ia bertemu takdirnya. Di mana satu per satu mulai terlih...