Dice mengawasi sekitar walau dirinya berada di dalam dadu. Mereka sudah memasuki stasiun desa terpencil yang terletak di ujung Metro Selatan yang hanya dalam jarak satu jam, bentang Metro Utara sudah tersaji di depan mata. Satu-satunya tempat di mana mereka harus melewati untuk masuk dengan cara yang senatural mungkin agar tak menimbulkan masalah. Dice sudah berusaha semaksimal untuk menutup akses siapa pun mencari tau mengenai Galaksi Haidar.
Ia tak bisa maksimal menggunakan kecanggihannya. Dice tau pusat Metro Selatan memiliki system alarm tersendiri untuk mendeteksi keberadaannya, terutama Xavier. Saat ia merentas system keamaan di Falcy Building, ia tau dirinya ketahuan. Segera saja ia pasang pengamanan tertinggi untuk tuannya. Agar mereka bisa keluar dari pusat kota dengan aman dan sampai ditujuan tanpa ada kecurigaan berlebih.
Kalau bersama Xavier, Dice tak perlu secemas ini. Tapi kali ini? Perjalanan bersama Gala yang masih tak mau mengambil kekuasaan penuh pada dadu padahal sedikit lagi. Dadu hanya butuh satu perintah khusus yang dimodifikasi hanya Horratio saja yang mampu melakukannya. Kalau hanya dilempar dan diberi perintah untuk menghentikan waktu atau melumpuhkan lawannya, dadu tak memerlukan perintah khusus. Semua yang memegang dadu bisa melakukan itu tapi kecanggihan di dalamnya terkunci. Bahkan Dice tak bisa membukanya kecuali sang pemilik asli.
Sementara Dice di dalam dadu, Gala berjalan sedikit bersungut-sungut. Terpaksa mengenakan pakaian yang ada di dalam dadu yang diketahui sebagai milik Xavier. Selama dirinya berlatih menembak di hutan, ia sudah menekan emosi juga kesal karena memakai pakaian yang digunakan pria tak bertanggung jawab itu. Bagi Gala, Xavier tak ubahnya pria tak bermoral yang seenaknya meninggalkan mereka berdua. Begitu saja tanpa kabar apa-apa dan sekarang juga sama.
Dia entah berada di mana, yang membuat Gala dipertemukan dengan dadu juga Dice. Walau ada banyak keberuntungan yang Gala dapatkan tapi tetap saja, hidupnya tak lagi sedamai sebelumnya. Damai walau dibilang pecundang juga pengecut bagi Gala mungkin lebih baik dari pada terus menerus dicecoki dengan kisah Horratio hebat macam Xavier ini.
"Tuan, sebentar lagi pemeriksaan identitas," peringat Dice pelan. Melalui kacamata yang masih setia dikenakan Gala, juga tas ransel berisi pakaian ganti lainnya masih setia ada di punggungnya, tak ada pergerakan mencurigakan di sini. Semua terlihat biasa saja dan Gala juga sudah mulai terbiasa dengan kecanggihan kacamata yang ia kenakan ini.
"Berapa lama perjalanan dengan kereta, Dice?"
"Kurang lebih lima jam, Tuan. Kita masih menyusuri tepian hutan yang dua hari lalu kita susuri."
Gala mengangguk pelan. tiba di depan mesin pencetak tiket juga pemeriksaan karena sudah melintari antar negara bagian, Gala sedikit banyak ditanya mengenai keperluan apa di Metro Utara. Basic informasi yang ada di Code Person terlihat kalau Gala melaukan perjalanan untuk melakukan pekerjaan yang ada di daerah Bansai Timur, desa kecil di dekat pusat kota Metro Utara. Gala sendiri cukup terkejut dengan adanya data tersebut. Entah kapan data itu ada.
"Lama tinggal dua minggu?" tanya si petugas yang wajahnya mengingatkan Gala pada Mr. Kim. Bulat serta memerah pada bagian pipi. Gala rasa jika petugas itu berdiri, tubuhnya pun mirip dengan Mr. Kim. Ah ... mengingat dirinya membuat Gala sedikit rindu dengan kegiatannya. Ponselnya tak bisa diakses entah kenapa. Sudah diisi dayanya tapi tetap tak bisa digunakan. Mungkin karena sudah usang dan memang waktunya dibuang untuk diganti yang baru namun Gala tak memiliki cukup uang untuk membelinya. Bertahan hingga ponsel tersebut benar-benar tak bisa digunakan kecuali pesan terakhirnya untuk Mr. Kim kalau dirinya izin tak bekerja kurang lebih seminggu lamanya.
Entah waktu yang ia minta cukup atau tidak. Mengingat sepertinya ini bukan misi biasa. Kuat sekali bathin Gala untuk menyelamatkan ibunya yang dalam bayang Gala, tengah menderita dan disiksa. Membuat Gala geram juga kesal tapi tak tau harus berbuat apa kecuali dirinya berjalan terus menuju tujuannya yang masih samar ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DICE
Fantasy'Satu dadu meluncur, hidup kalian taruhannya.' Pendar itu nyata, senyata hidup Gala yang berantakan. Sendirian dan mengutuk siapa pun yang membuat dirinya ada di tengah kejamnya Metro. Hingga ia bertemu takdirnya. Di mana satu per satu mulai terlih...