DICE. 90

34 13 0
                                    

Kejadian saat Bellamie diculik.

Bellamie ingin sekali memaki wanita yang seenaknya menarik dan memisahkannya dari sang suami. Padahal tadi mereka tengah bersama. Masih banyak yang ingin Bellamie tanyakan dan katakan. Setidaknya berbagi begitu banyak keluh kesah selama mereka terpisah. Entah wanita cantik ini siapa tapi bisa dibilang cukup gila dan mengerikan. Karena dari tangannya, Bellamie mendapatkan dua kali tamparan yang cukup membuat kepalanya pusing. Sudut bibirnya pun berdarah. Lengannya terasa panas sekali. Ia bisa merasakan perih yang cukup menganggunya karena tali yang masih melilit tubuhnya ini.

Belum lagi dorongan yang kasar membuatnya bergerak cepat mengikuti langkah wanita yang mengenakan jubah sewarna darah. Merah pekat sekali. Kontras dengan kulitnya yang seputih pualam. Siapa dia? Tapi Xavier tadi memanggil namanya dengan jelas. Kalau tak salah namanya ... Freya? Entah lah, bukan Bellamie tak mau mengingatnya tapi semakin ia gali ingatan mengenai nama itu, ia tak menemukan apa-apa. Atau kah Freya ini termasuk komplotan dari Gideon yang Agung?

Ya Tuhan! Kenapa semuanya semakin rumit?

Namun kalau dirinya disekap untuk membuat Gala serta Xavier menghentikan tindakannya, Bellamie bersumpah, mati pun tak jadi masalah asal kedua pria kesayangannya itu membuat kekalahan telak atas Gideon. Membangun kedamaian yang baru di mana tiap kali Gala menceritakan keinginannya itu, Bellamie selalu melihat kobar yang lain di sana. Ia selalu mendukung apa yang Gala lakukan. Bagi Bellamie, tindakan sang putra sangat lah mulia. Walau sebenarnya ia sangat membenci peperangan yang terjadi. Jantungnya tak pernah bekerja normal sejak Gala berpamitan padanya.

Satu demi satu orang yang ia kenal dalam kurun waktu singkat itu pergi ke area masing-masing. Di mana dirinya ditinggal dalam pengawasan tingkat tinggi bersama Xavier yang masih, astaga ... bahkan suaminya belum pulih seratus persen! Lantas dirinya ada di pesawat ini? Hal ini membuatnya marah tapi tak tau caranya melepaskan diri. Andai saja tangannya terbebas, mungkin tamparan itu sudah ia balas yang lebih menyakitkan.

"Pesawat induk Tuan Gideon bergerak, Nona," info pilot yang melirik sedikit pada Freya yang bergerak mendekat. Bellamie berdiri di belakang wanita itu, hendak melayangkan protes tapi bukannya protes yang ia katakan malah pekikan sakit karena kakiknya dicambuk untuk berlulut di dekat wanita bernama Freya itu.

Kegaduhan yang dibuat Bellamie mengambil atensi Freya dari layar serta pantauan udara yang ada di depan pilotnya. Ia melirik dan berdecih meremehkan pada sosok Bellamie yang kini berlutut di belakangnya. "Tempat yang sangat pantas untukmu."

Bellamie tak lagi menghiraukan rasa sakitnya. Walau belitan tali yang membatasi gerak serta semakin panas membakar lengannya, ia tak peduli. Ia bangkit dengan cepat dan meludah kuat. Tepat mengenai bahu kiri Freya di mana wanita itu mengerjap penuh keterkejutan. Jelas hal itu tak ia duga sama sekali karena Bellamie berani melakukan hal itu padanya. Juga pasukan yang sejak tadi mengiring Freya. Mereka segera menarik Bellamie agar menjauh juga meredam berontak yang dilakukan tawanannya itu.

"Kurang ajar!!!" Freya melangkah mendekat pada Bellamie dan tanpa basa basi, ia tarik rambut panjang yang terurai agak berantakan serta wajahnya yang terlihat banyak titik peluh. Tak ada jeritan kesakitan yang lolos dari Bellamie yang mana membuat Freya geram dan bertambah kesal. Amarahnya sungguh ada di puncak di mana ia seperti direndahkan begitu saja oleh wanita yang berani-beraninya merebut Xavier dari sisinya.

Sakit sebenarnya apa yang baru saja ia alami. Tarikan itu tak main-main menyapa kulit kepalanya. Ia merasa seperti rambutnya yang lepas karena ditarik paksa. Tapi ia tak akan mengeluh sakit. Tidak akan. Ia hanya menderukan napas di mana matanya pun mendelik tak terima pada Freya yang kini ada di dekatnya. Tangan satunya digunakan Freya menekan wajah Bellamie dengan kuatnya.

DICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang