PART. 2

35 15 5
                                    


Laju Black Mamba masih stabil padahal ia mulai memasuki perairan Kaspian. Melumpuhkan system alarm Metro Timur cukup membuat Gala mengerutkan kening. Kendati demikian, Gala tetap lah Gala yang mampu menembus tanpa banyak yang tau. Lagi pula ia yakin, semua orang sibuk pasca pertempuran kemarin. Walau Gala tak tau terlalu banyak kerusakan apa yang terjadi di Metro Timur, setidaknya korban berjatuhan di sana sangat lah kecil.

Lampu sorot yang menerangi laju kendarannya mulai terfokus pada satu titik karena kedalaman yang dilewati membuat aliran air di sana semakin pekat. Cahaya yang menembus dari permukaan pun jarang sekali sampai ke tempat Gala sekarang. Sudah jarang Gala lihat kehidupan laut yang tadi sedikit membuatnya takjub. Ia jadi teringat kepiawaian Cathleen di mana gadis itu mengatakan kalau bisa menyelam. Mungkin akan ia buat agenda tersendiri di mana mereka berdua menyelam di laut dengan panorama indah. Siapa tau dirinya memiliki referensi mengingat Cathleen sudah banyak menjelajah. Sudut bibirnya melengkung membuat senyuman lebar tanpa sadar. Ia pun semakin mendorong tuas kapal agar lajunya semakin cepat.

"Tampilan situasi terakhir dengan jarak dua puluh meter ke depan." Gala semakin memfokuskan diri. Matanya terus mengawasi sekitarnya. Semua laporan mengenai keadaan mesin serta tekanan yang diterima masih dalam keadaan baik. Tak ada yang perlu Gala khawatirkan kecuali tiba-tiba ia harus memutar kemudinya dengan sangat cepat. Secepat yang ia bisa karena mendadak di lampu yang tadinya mengarah pada lautan yang masih serupa sejak awal memasuki area yang terdalam dari Laur Kaspian, mendadak berubah.

Ia hampir terpelanting karena gerak kapal yang memang harus segera memutar arah karena kalau sampai ia membuat laju Black Mamba terjun ke bawah, ia tak tau apa yang nantinya akan terjadi. Itu pun Gala lalukan dengan sekuat tenaga karena merasa Black Mamba terseret ke dalam.

"Nyalakan mesin pendorong." Gala menarik tuasnya cepat. bantingannya ke kanan untuk mneghindari banyak lumpur yang mendadak menutupi pandangannya. "Persiapkan tali penahan."

Dalam sekali tekan, Gala merasa Black Mamba menggerung kuat karena tarikan dan tekanan yang diterima. Suara menderunya cukup kuat ditambah pendorong yang juga mulai kehilangan tekanannya. Laporan di depannya terus menunjukkan penurunan daya mesin serta pasokan udara yang membuat kerja mesin semakin berat. Peringatan keras juga terus berbunyi di mana Gala harus berpikir cepat karena ia tak tau situasi apa yang tengah ia hadapi.

Di depannya jurang menganga lebar.

Laju Black Mamba masih belum bisa Gala katakan stabil karena ia juga masih berusaha untuk keluar dari jeratan arus yang menyeret kapal ini dengan kuatnya. Gala segera ambil tindakan di mana tali penahan ia luncurkan ke sembarang arah tapi daya cengkeramnya cukup mampu membuatnya keluar dari situasi yang cukup genting ini. beruntung, ujung tali penahan itu segera menancap kuat dan bisa membuar Black Mamba tertahan. Gala hanya butuh dorongan sekali lagi agar setidaknya mereka berada di sekitar bibir jurang.

Dalam sekali dorong, Black Mamba akhirnya bisa keluar dari jerat arus dan tekanan yang bisa berbahaya bagi Gala juga. "Laporkan kerusakan," perintah Gala segera setelah ia memastikan kalau tali penahan tak akan terseret dan kuat mencengkeram di mana menjadi penahan bagi kapalnya itu.

Di layar tadi, bisa Gala saksikan kerusakan terjadi pada mesin pendorong yang ada di kanan. Sementara fungsi satunya sudah separuh yang bisa digunakan. Untuk mesin lainnya, tak ada masalah. Gala menghela pelan. "Berapa lama bisa diperbaiki?"

Tak butuh waktu lama, data kerusakan dan banyaknya waktu yang bisa dipergunakan untuk membuat Black Mamba kembali ke fungsi semula tersaji di depan mata. Gala menimbang sejenak sebelum akhirnya memutuskan, "Perbaiki sekarang kalau begitu. Aku mencarinya secara manual."

Setelah kapal dalam keadaan stabil dan mulai dalam tahap perbaikan di mana posisinya berada tepat di bibir jurang. Gala mulai menguasai keadaan di mana ternyata ia tak bisa melihat di depannya karena ada pusaran air yang terjadi di sekitar jurang. Keningnya berkerut dalam. Bagaimana bisa hal ini terjadi sementara di kedalaman laut yang hampir menyentuh dasar, tekanan saja sudah sangat besar. Apa karena daya tarik yang cukup besar di depannya maka radar di kapal ini cukup terganggu?

DICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang