DICE. 28

26 10 0
                                    


"Apa ini?" tanya Gala bingung begitu Selena menyerahkan satu kartu hitam dengan grafif nama Vore Club berwarna emas. Terlihat elegan juga terkesan mewah. Ada satu mikro chip yang kentara saat Gala raba. Sementara Selena malah mendengkus kesal.

"Kau ini tak tau apa-apa rupanya?"

Mike cepat menyela ucapan Selena. "Dia masih terlalu lugu, Selena. Kau bisa mengajarkan seperti apa Metro Utara."

Menanggapi hal itu, Selena terkikik geli. "Benar kah? Ah, tak apa. Aku tak masalah. Lebih menyukai kalau kau tak tau terlalu banyak, Gala. Aku suka."

Gala masih belum mengerti pembicaraan mereka mengarah ke mana tapi yang bisa Gala lakukan hanya menyeringai. Matanya lekat memandangi kartu yang baru saja ia dapati dari Selena.

"Ini kartu member klasik atau kasta terendah di Vore Club. Yah, kau tau, Gala. Uangku tak banyak untuk bisa mendapatkan member eksklusif tapi baik kartu klasik sampai platinum di Vore Club ini sangat sulit didapat."

Mata Gala mendadak berbinar terang. "Jadi kalau ada kartu ini aku bisa masuk ke dalam gedung indah itu?"

"Kau bilang Vore Club indah?" Selena memandang Gala dengan takjubnya. "Seleramu lain sekal, Gala."

Pemuda itu kembali terkekeh. "Kau tau, hitam itu warna kesukaanku."

Selena ikut larut dalam tawa kecil yang Gala keluarkan.

"Jadi malam nanti kau mau ikut denganmu, Gala? Menikmati semaraknya Vore Club di malam hari? Kebetulan esok aku libur. Supervisorku tak mempermasalahkan jika aku pulang mabuk nantinya," kelakar Selena tapi matanya menatap Gala dengan penuh permohonan.

Sementara Gala yang memegang kartu di mana pindainya bekerja, masih belum merespon apa-apa. Mungkin terlihat bagi Selena ia tengah mengagumi kartu yang kini ada di genggaman tangannya itu. Tak ada nama siapa pun di sana tapi ia yakin, ada kode tertentu di mana memiliki izin khusus untuk dikeluarkannya kartu ini.

"Ini kesempatan, Tuan. Aku hanya butuh merentas salah satu kamera pengawas tanpa ketahuan."

"Oke. Nanti malam aku jemput. Mike, kau jadi supirku lagi."

Mike tertawa keras tapi mengangguk juga memberikan jempolnya pada Gala. "Apa pun untuk Tuan Muda Gala yang tengah kasmaran."

Gala menggeleng saja. membiarkan mobil itu melenggang pergi menuju rumah Selena. Beberapa barang belanjaan gala ada di bagasi belakang kecuali satu paper bag kecil di mana ada pita berwarna merah muda di depannya. "Oiya, Selena. Ini untukmu." Gala memberikannya segera pada Selena.

Sebuah jam tangan berlogo salah satu designer ternama yang cukup terkenal berdasar informasi dari Dice. Harga jam tersebut saja sudah membuat Gala menganga lebar. Ia sayang ingin mengeluarkan uang tapi Dice bilang, "Salah satu bentuk memuluskan rencana tanpa perlu banyak kata ya hdari hadiah-hadiah seperti ini, Tuan. Banyak cara untuk memperlancar urusan. Lagi pula uang Anda sangat banyak. Memberi pabrik dari jam tangan ini pun Anda mampu."

"Banyak uang tapi dibuang percuma seperti ini, Dice. Kau ini gila atau sinting, hah?"

"Tidak, Tuan. Saya realistis. Karena saya yakin apa yang nantinya Tuan dapat, lebih dari sekadar uang yang Anda keluarkan."

Gala tak percaya tapi tetap dibeli juga. Ia sendiri tak pernah mengecek total uang yang menjadi peninggalan untuk dirinya. Ia berpikir, semuanya bukan milik Gala. Suatu saat, mungkin ia bertemu Xavier dan akan ia kembalikan semuanya. Lengkap dengan cerita di mana barang buatan Xavier lah yang paling boros menghamburkan emas.

Juga beberapa saran mengenai gadget yang akan Gala gunakan. Dice sendiri yang nantinya akan mengubah setelannya agar tak mudah dilacak tapi bisa melacak seseorang. Gala membebaskan Dice mau berbuat apa karena ia sendiri tak mengerti apa ucapan Dice. Mengenai jaringan nirkabel, satelit, belum lagi signal juga kode-kode yang sama sekali tak Gala pahami.

DICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang