Gala sedikit menoleh karena suara langkah di belakangnya mulai mendekat. Ibunya. Juga Seth dan ... Alex. Astaga. Kenapa mereka senang sekal bergerombol? Padahal perjalanan ini sengaja dibuat tak terlalu kentara juga Gala meminta hampir menyentuh dasar laut agar radar Gideon yang Agung tak menangkap signal yang diberikan kapal ini. gala butuh signal yang memancar untuk memantau keadaaan di gerbang selatan Metro Barat.
Pantai yang landai namun gurun pasir membentang sejauh mata memandang setelahnya. Hanya itu satu-satunya akses masuk yang paling mudah saat ini walau sebenarnya cukup beresiko.
"Selain kenapa koordinat itu menjadi tujuan kita, apa yang sebenarnya terjadi, Gala?" tanya Seth yang masih dilanda penasaran yang sangat tinggi ini. Tak mungkin ada serangang dari Gideon yang Agung kalau saja hanya masalah sepele. Sesaat sebelum ada pesan dari Gala, ia memang merasakan kalau dadu itu digunakan. Mungkin para penguasa Metro pun mengetahui apa yang dadu itu perbuat juga tapi kenapa?
Gala menghela napas pelan. matanya sedikit mendongak pada langit-langit kapal selam yang paling besar di antara milik Maverick ini. konyolnya, semua kapal yang muncul di permukaan es beberapa jam lalu, ikut mengiring Gala. Membentuk satu barikade khusus di mana kapal Maverick memimpin.
"Aku menemukannya," kata Gala pelan. Di mana ia tau, mereka berempat saling bertukar pandang.
"Apa yang kau temukan?" tanya Seth lagi. Mereka semua memang menunggu apa yang akan Gala katakan.
"Peti itu," tunjuk Gala pada peti putih yang berada tak jauh dari sisi kanan kapal yang terdapat beberapa kursi untuk para penumpangnya tapi tak digunakan itu. ia pun berjalan pelan dan mengusap peti itu penuh perasaan. Matanya menyorot kegundahan yang mana ia juga tak tau, apa kata hatinya ini benar.
Gala masih ingat saat tangannya menyentuh air danau.
"Tolong, selamatkan aku."
Ia masih terdiam dan menyimak. Siapa yang meminta bantuan di sini? Hantu? Penunggu danau?
"Selamatkan aku, Gala. Anakku."
Saat itu lah entah kenapa ia yakin sekali kalau di dalamnya ada Xavier entah dalam keadaan hidup atau mati. Ia butuh perlindungan tingkat tinggi setelahnya karena entah apa yang akan terjadi di dalam sana. Intuisinya mengatakan Gideon akan datang begitu dadunya ia gunakan. Ini bukan sesi latihan yang mana semua bisa diredam oleh Dice. Ini misi penyelamatan.
Dan benar saja. Gideon datang tepat di saat ia menemukan sosok Xavier yang tenggelam di sana. Tak ada kerusakan pada tubuhnya. ia hampir seperti orang yang tertidur beralaskan bebatuan di tepian jurang. Namun saat ia menyentuh tubuh ayahnya itu, sesuatu yang sangat pelan berbisik tepat di telinganya.
"Bawa aku ke Metro Barat. Temui Kyler."
"Apa yang ada di peti itu, Nak?" tanya Bellamie cukup penasaran. Sejak Gala setengah berjongkok di tepian peti itu, sang putra sama sekali tak bicara. Matanya hanya menatap lekat pada peri berukiran warna emas itu. Sejak masuk ke dalam kapal ini, Gala seperti seorang pemimpin yang mengambil alih semua hal yang ada. Bahkan sang pemilik kapal saja dibuat tak berdaya. Sorot mata anaknya juga terlihat lebih tajam dan tak ingin menerima bantahan.
Sorot itu kembali jingga, bukan hitam teduh seperti milik Gala sebelumnya.
Apa ada sesuatu yang merasukinya? System yang dimiliki Gala? Ya Tuhan, bisa kah setelah ini mereka kembali normal saja? Menjalani hidup sederhana? Walau tak memiliki lagi harapan untuk bertemu dengan suaminya, Bellamie tak mengapa. Ia sudah cukup merasakan siksaan begitu tau masih dalam satu tempat dan juga udara bersama sang pembunuh suaminya. Tapi apa dayanya? Sepanjang perjalanan mengerikan yang masih kuat sekali Bellamie ingat, Alex tak pernah berhenti berusaha melindunginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DICE
Fantasy'Satu dadu meluncur, hidup kalian taruhannya.' Pendar itu nyata, senyata hidup Gala yang berantakan. Sendirian dan mengutuk siapa pun yang membuat dirinya ada di tengah kejamnya Metro. Hingga ia bertemu takdirnya. Di mana satu per satu mulai terlih...