Badai pasir yang terjadi cukup kuat memang tapi tak menghalangi sama sekali gerak kapal yang diubah menjadi papan seluncur besar yang bisa dikendalikan geraknya oleh Dice. Ia yang mengambil alih di mana Gala yang memantau seluruh jarak aman mengingat serangan Gideon yang pernah main-main menggempur mereka. Kapal selam ini berbentuk seperti ikan pari dengan sayap yang cukup lebar di bagian kanan dan kirinya.
Beruntungnya, bisa digerakkan dan disembunyikan pada sudut tertentu yang berfungsi sebagai aerodinamis agar mempermudah gerak serta menambah kecepatan laju di air. Dan saat di daratan pasir ini, sayap itu sangat berfungsi untuk menambah tekanan angin pada atas bagian kapal. Membuatnya makin cepat meluncur di atas tanah berpasir yang tak stabil tinggi dan rendahnya. Dari kaca jendela depan saja terlihat angin berputar kuat.
"Menyenangkan, Dice?"
Dice terkekeh. "Sangat."
"Perhatikan jalurnya saja. Pantauan udara dari bibir pantai tak ada yang mencurigakan. Tapi drone yang kuminta untuk mengecek koordinat baru, belum juga kembali. Aku ... agak khawatir."
"Aku rasa kendala badai ini, Tuan." Dice masih memusatkan diri pada kontrol kapal ini. "Data menginformasikan kalau badai ini kemungkinan masih berlangsung dua puluh menit lagi."
Gala mengangguk pelan. "Bisa kau ceritakan mengenai Kyler Lamont? Penguasa Metro Barat?"
"Seperti yang Anda dengar, beliau memang peneliti." Dice menoleh cepat. "Tapi penelitian yang ia lakukan sudah dalam taraf berbahaya. Dan ia tak bisa ditemui sembarangan. Pusat kota Metro Barat diperintah oleh orang suruhannya yang paling dipercaya. Sir David Lauzart." Merasa Gala tak menyela ucapannya, yang mana artinya pemuda itu mendengarkan dengan saksama, Dice kembali melanjutkan. "Sudah lama sekali juga Kyler Lamont tak ada di pusat kota. Benar-benar kepemimpinan dialihkan pada Sir David. Bahkan terakhir kali aku dan Tuan Xavier ke sini, mungkin sekitar dua puluh satu tahun lalu, kami hanya bertemu dengan Sir David."
"Kyler tak mau ditemui?"
Dice terdiam sesaat. "Bukan. Tapi dia memang menyembunyikan diri. Kalau orang lain bertemu dengannya, ia takut, ada efek yang akan terjadi pada orang itu."
"maksudnya?"
"Sir David bilang, sepertinya ada kesalahan di lab Kyler yang membuatnya seperti itu."
"Aku tak memahaminya, Dice."
Dice mengangguk paham. "Aku pun tak terlalu banyak memahami karena memang satu-satunya penguasa Metro yang jarang kami temui hanya penguasa Metro Barat."
"Kalian datang untuk memperingati pelanggaran?"
Tuas pengendali pada tangan Dice agak tergelincir membuat laju kapal sedikit oleng ke kiri. "Astaga. Aku mohon maaf. Aku ..."
"Kau terkejut dengan pertanyaanku?" tanya Gala dengan nada agak mendesak. "Artinya kau tau lebih banyak dari perkiraanku."
Dice menghela napas pelan. "Aku memiliki trauma tersendiri jika harus bicara mengenai Kyler Lamont, Tuan."
Gala terdiam. Tuas yang tadi ada di genggaman tangan Dice, ia ambil alih. "Kau masuk lah. Tenangkan dirimu."
Gadis hologram itu menatap Gala cukup lama. "Terima kasih, Tuan." Lalu pendar biru yang terlihat oleh Gala lenyap begitu saja. gala kembali menggeser layar pantaunya. Mengendalikan laju kapal agar tetap melaju pada jalur yang seharusnya. Titik koordinat itu masih cukup berjarak sementara badai yang terjadi masih berlangsung agak lama. Ia tak bisa berdiam di tepian badai karena akan mengulur waktu dan sepertinya ia memang harus bergegas untuk tiba di sana.
"Kau butuh bantuan?" tanya Seth pelan agar tak menganggu konsentrasi Gala. Sejak tadi ia memperhatikan putri juga Gala yang terlibat obrolan cukup seru namun ia tak bisa mendengarkan. Mungkin saja putrinya sengaja menutup akses bagi Seth untuk mendengar atau komunikasi mereka menggunakan jalur khusus. Entah lah. Seht hanya bisa melihat ekspresi mereka yang kadang tertawa, tersenyum, belum lagi terlihat jengkel.
KAMU SEDANG MEMBACA
DICE
Fantasy'Satu dadu meluncur, hidup kalian taruhannya.' Pendar itu nyata, senyata hidup Gala yang berantakan. Sendirian dan mengutuk siapa pun yang membuat dirinya ada di tengah kejamnya Metro. Hingga ia bertemu takdirnya. Di mana satu per satu mulai terlih...