Ditanya mengenai keberadaan sang putra, Bellamie hanya mampu menghela napas pelan. matanya tak lagi menatap sang suami, ia juga melepas tautan tangannnya dengan perlahan. Hal itu membuat Xavier mengerutkan kening dan bertanya-tanya, ada apa sebenarnya. Tubuhnya baru juga pulih dan belum terlalu bisa menguasai keadaan. Bahkan saat ia memandang sebuah objek pun masih belum benar-benar tegas benda itu masuk dalam penglihatannya. Kecuali untuk benda yang berada tak terlalu jauh darinya. Sepertinya ia memang terlalu lama terpejam.
"Tahun berapa sekarang, Rose?" Xavier sepertinya baru menyadari kalau seharusnya ini pertanyaan pertama yang terlontar sekarang. Pun tempat di mana ia berbaring. Bukan mendengarkan banyak kisah tapi apa yang Bellamie ceritakan kali ini, memang ia butuhnya. Agar semua yang ia lewati bisa terhubung terutama pada bagian, siapa yang meminta Bellamie pergi. Tak mungkin itu Dice, kan?
"September 2125. Ada apa memangnya?" Bellamie menoleh dengan kebingungan. Namun segera saja ia memaklumi karena banyak waktu yang pastinya terlewati oleh Xavier selama ini.
"Sudah selama itu rupanya," lirih Xavier. Matanya terpejam pelan. Memutar keping memori yang ia ingat saat terakhir kali. "Apa ... Gala yang menyelamatkanku?" Sejak tubuhnya merasakan dingin yang amat membekukan seluruh tubuh hingga tulangnya itu, ia benar-benar tak berkuasa atas tubuhnya. Bahkan sebatas untuk menggerakkan ujung jemari saja ia tak mampu. Dan selama ia melayang di kubangan air dingin itu, ia tak merasakan apa-apa lagi kecuali perasaan seperti tenggelam. Juga tak habis pikir kenapa tubuhnya bisa utuh dan tanpa luka sedikit pun selama berada di sana.
Apa ... karena bantuan terakhir yang ia terima?
"Kau benar. Gala yang menemukanmu entah bagaimana caranya. Ia tak sempat mengatakan hal itu. Hanya saja, saat menemukanmu, seluruh pasukan Gideon yang Agung berdatangan. Bahkan sampai sekarang."
Ucapan Bellamie membuat kening Xavier berkerut dalam. Berpikir. "Sampai sekarang?" ulang Xavier dengan nada sangsi. Tubuhnya mendadak menegang. Matanya pun serasa ditarik paksa untuk menatap lebih tegas pada Bellamie yang terlihat khawatir. Xavier berharap saat ia membuka matanya tadi, semuanya berkumpul. Melihat anaknya yang mungkin sudah bertumbuh besar atau masih manja dan merengek seperti terakhir kali ia mengucapkan kata perpisahan? Namun saat Bellamie memberi tahu tahun di mana mereka berada sekarang, Xavier yakin kalau putranya tumbuh menjadi pemuda yang gagah.
Mungkin juga rupawan. Untuk itu lah ia sangat penasaran seperti apa seorang Proximarry Galaksi Haidar.
Akan tetapi, menyinggung nama Gideon serta dadu membuat Xavier terbeliak dan mendadak juga, ia merasa banyak sekali ancaman yang akan terjadi. "Di mana dia sekarang, Rose."
"Aku sendiri tak tau keberadaannya secara pasti. Ia pergi dengan dadunya itu. bersama Alexander Millian, Maverick Osmond, Seth Rafael, juga Kyler Lamont. Banyak sekali pasukan yang mengikuti mereka. Aku hanya diberi tau oleh salah satu pelayan di sini. Juga tempat ini dijaga ketat oleh pasukan bersenjata.
"Kau ... tak salah menyebutkan nama, Rose?"
Pertanyaan Xavier malah membuat Bellamie kebingungan. Ia pun menggeleng pelan. "Tidak." Lalu Bellamie seolah tersadar apa yang suaminya khawatirkan. "Aku tau mereka musuhmu, kan? Kecuali Seth mungkin juga Kyler. Tapi mereka semua kompak sekali sejak kau ditemukan dari tepian jurang di danau Oakland."
"Apa?"
"Kau ditemukan oleh Gala di dasar jurang danau Oakland."
"Bagaimana bisa?" tanya Xavier dengan kening berkerut makin dalam.
"Aku pun tak tau dengan pasti, Xavier. saat itu aku tengah membersihkan salju selepas badai di Metro Timur. Tiba-tiba Gala mengabarkanku untuk segera ke Metro Barat. Tak tau apa alasannya. Di mana saat itu, Alex juga Seth memang ada di pusat kota." Bellamie mencengkeram tepian kursi tempatnya duduk. Ia belum sanggup untuk mengatakan bagian-bagian tertentu di mana ada Alexander yang hadir di hidupnya. Lebih baik ia tutup saja mungkin nantinya, ia akan bicara jujur. Nanti. Di saat semuanya sudah lebih baik dan tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DICE
Fantasy'Satu dadu meluncur, hidup kalian taruhannya.' Pendar itu nyata, senyata hidup Gala yang berantakan. Sendirian dan mengutuk siapa pun yang membuat dirinya ada di tengah kejamnya Metro. Hingga ia bertemu takdirnya. Di mana satu per satu mulai terlih...