Sepanjang ingatan Seth mengenai sosok Xavier Horratio, ia tak pernah sangka akan datang hari di mana anaknya ada di bawah perlindungannya. Sudah banyak yang Xavier lakukan untuknya. Bukan sekadar sebuah pertolongan biasa. Di mata para penguasa lain, sosok Seth Rafael sering dikucilkan. Terutama karena sedikitnya upeti yang bisa pihak Metro Timur beri. Wilayahnya tak terlalu besar seperti wilayah Metro lainnya. Dan dari empat penguasa Metro lainnya, hanya Seth yang menurut Xavier paling manusiawi.
Kotanya tertata rapi dengan sedikit pelanggaran kecuali hobi Seth yang cukup mengerikan. Eksplorasi besar-besaran terhadapa mamalia laut. Yang mana ia jual dengan harga fantastis untuk beberapa bagian. Para pembeli apa yang Seth jual biasanya sekumpulan kolektor kelas kakap yang menyukai hal-hal berbau ekstrim juga sedikit gila. Bahkan Seth pernah membekukan bayi singa laut yang terlahir cacat tapi dilelang dengan harga fantastis.
Kendati itu semua dilakukan, Seth yang paling memperhatikan kesejahteraan warganya. Pendapatan terbesar dari sektor ekonomi tak masuk dalam kantung pribadi penguasa Metro Timur ini. Tak seperti tiga penguasa lainnya yagn dikenal cukup kejam dalam hal penerapan pajak serta biaya hidup dan aneka beban tambahan selama hidup di masing-masing negara bagian.
Mungkin karena itu juga yang membuat mereka cukup dekat. Bahkan bisa dibilang sangat dekat.
Sering kali setelah melaksanakan tugasnya, Xavier pasti berkunjung ke wilayah Metro Timur. Berdiam dan mengasihkan diri di pondok yagn sekarang ditempati oleh istri juga anaknya itu. Sudah Seth tawarkan tempat tinggal di pusat kota tapi Xavier menolak. Alasannya masih sangat jelas Seth ingat.
"Aku menyukai alam bebas, Seth. Penat rasanya memandangi rumah-rumah yang berdekatan itu."
Tiap kali kunjungan Xavier, mereka berdua menghabiskan waktu dengan bersantai di pondok kayu itu. Bagi Xavier melepas penat sementara untuk Seth sendiri mendengarkan informasi lebih mengenai keadaan ketiga Metro lainnya. Tidak. Bukan untuk mengangkat senjata atau memusuhi mereka. Seth tak ingin melakukan hal itu karena merasa membuang banyak tenaga juga jatuhnya korban jiwa di kedua belah pihak pasti lah banyak. Juga nantinya semakin membuat hubungan bisnis antar wilayah Metro terganggu.
Negara dingin dan cukup jauh jangkauan baik darat juga dari segi laut ini membutuhkan suplai barang baim dari Metro Utara juga Selatan sementara dari Metro Barat, hasil dari peternakan sapi mereka adalah yang terbaik.
Kalau Seth mengangkat senjata terlebih dahulu, bisa dipastikan rakyatnya yang menderita. Ia tak mau mengambil risiko itu.
Perlu diketahui jika seluruh penguasa Metro berumur panjang. Sama seperti Xavier sang Horratio, mereka berhak menentukan kapan kematiannya. Jika memang dirasa sudah bosan dan memilih menuju alam baka, maka mereka tinggal menentukan kapan waktunya tiba. Berbeda dengan rakyat yang mereka pimpin. Kematian dan kelahiran silih berganti seiring berjalannya waktu.
Seth pernah merasakan bosan? Tentu tidak. Ia memiliki banyak kisah seru yang ia geluti selama hidup panjangnya ini.
"Aku menikah dan sebentar lagi memiliki seorang penerus."
Seth yang baru saja menenggak gelas berisi wine tersedak hebat. Berendam di kolam air hangat di mana pemandangan paling menjual di seluruh Metro Timur sebagai latar obrolan ringan mereka malam ini.
"Kau gila, Xavier!!!"
Pria bernama lengkap Darrel Xavier Dimitry ini malah tertawa yang membuat Seth sangat kebingungan. Xavier jenis orang yang bicaranya sepatah dua patah kata saja. Nada bicaranya juga kaku. Wajahnya jarang sekali tersenyum. Hanya seringai licik juga tatapan yang tajam yang selalu menghias wajah berahang tegas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DICE
Fantasy'Satu dadu meluncur, hidup kalian taruhannya.' Pendar itu nyata, senyata hidup Gala yang berantakan. Sendirian dan mengutuk siapa pun yang membuat dirinya ada di tengah kejamnya Metro. Hingga ia bertemu takdirnya. Di mana satu per satu mulai terlih...