DICE. 94

30 15 5
                                    


Napas Gala tercekat ketika melihat ayahnya dibuat tak berdaya oleh belitatn cambuk yang Gideon miliki itu. Seharusnya ia yang ada di posisi ayahnya. Mungkin kalau dirinya yang melawan Gideon, pasti keadaannya tak seperti ini. Bukan Gala tak percaya dengan kemampuan ayahnya tapi sungguh, ia tak pernah sanggup untuk melihat sang ayah bertekuk lutut seperti itu. Walau sinar matanya tak menyiratkan kekalahan tapi tetap saja, semua yang terlihat dimanfaatkan Gideon dengan sangat baik. Seolah ... Xavier sudah kalah telak.

"ku yakin kalian semua bisa mendengarku, para pemimpin Metro yang terhormat!" teriak Gideon dengan lantangnya. Di mana gala yakin sekali, apa pun yang tengah dilakukan semua pemimpin itu lakukan, pasti terhenti. "Xavier ada di tanganku dan dalam sekali tembak, kupastikan nyawanya melayang dari tubuhnya ini."

Di tiga tempat yang berbeda, mendengar ucapan Giedon yang menggema sempurna hampir ke seluruh penjuru tempat, membuat mereka menyadari kalau terjadi sesuatu di luar rencana.

"Tangkap mereka semua!" perintah Gideon dengan tegasnya.

Pasukan Gideon cepat sekali bergerak dan meringkus mereka semua tanpa menerima perlawanan apa-apa. Padahal mereka sungguh ingin berduel dengan siapa pun yang seenaknya menarik mereka seolah apa yang dilakukan sudah sangat salah. Bahkan Maverick sampai menarik jubahnya dan mendengkus tak suka di mana dirinya diapit beberapa pasukan yang menodongnya senjata tepat di punggungnya. Pun Seth yang diringkus di salah satu sisi badan pesawat yang cukup strategis untuk menembak dari jarak jauh. Begitu juga dengan Russel dan Kyler yang harus meletakkan senjatanya ke lantai karena seruan Gideon barusan. Theo malah harus menerima pukulan karena masih mencoba melawan saat ia tak mau menuruti apa seruan yang terdengar cukup memuakkan di telinganya. Bagi Theo, perintahnya hanya menuruti perkataan seorang Alexander Millian.

Di sisi lain, pedang yang Alex gunakan untuk melawan diambil paksa dari tangannya yang membuat ia menggeram kesal tapi dibuat tak berdaya begitu melihat Maverick berjalan dengan iringan pasukan elite Gideon dari arah ruang kendali. Lalu Kyler beserta Russel dan Theo yang terluka pada bagian wajah berjalan dengan tatapan sinis menuju kea rah yang diinginkan Gidoen. Alex pun terpaksa mengikuti mereka semua walau ia sempat terkejut di mana Xavier kenapa mudah sekali tertangkap.

Rasanya Alex ingin mengumpat.

Gala masih mempertahankan pedang yang ada di leher wanita itu. Tak peduli kalau Gideon kini menatapnya dengan keangkuhan seolah matanya mengatakan, kalau dirinya sudah kalah. Tidak. Gala belum kalah. Otaknya memutar cepat apa yang harus ia lakukan di saat seperti ini. Ibunya belum terbebas dari kurungan yang sepertinya cukup menyiksa keadaannya. Dengan mata telanjang juga Gala bisa melihat kalau tempat ibunya terkurung bukan tempat biasa. Kurungan itu dilengkapi teknologi yang cukup canggih sukar untuk ibunya bergerak banyak.

Pemuda itu tak akan memaafkan apa yang telah mereka lakukan pada ibunya. Tak akan pernah.

Berbekal kemarahannya itu, Gala memosisikan diri di belakang Freya. Tak melepas seujung kuku pun jarak pedangnya dengan leher wanita itu. ada luka gores di sana yang Gala biarkan malah kalau perlu, luka itu ia tambah menjadi lebih besar lagi. Tapi belum. Ia harus memikirkan cara untuk membebaskan ayahnya yang terikat dan berlulut di sisi Gideon. Ditambah lagi, wajah penguasa itu terlihat mengolok dan memberi tatapan sangsi pada Gala yang kini berjalan mendekat dengan sedikit mendorong Freya.

"Apa kau mau melakukan sebuah negosiasi?" tanya Gideon dengan nada meremehkan. Ia melihat Freya yang menatapnya seolah ia sudah tau kalau Gala pasti akan melakukan ini padanya dan Gideon akan membebaskannya.

"Tidak."

"Sepertinya aku mulai menyukai ketegasanmu, Gala."

Pemuda itu terdiam di mana matanya masih menatap lekat sang penguasa. Ekor matanya melihat sang ayah menggeleng pelan seperti bentuk protes dalam diam di mana mungkin ayahnya tau apa yang ia rencakan. Tapi Gala bukan tak mau menerima perintah. Ia harus berpikir cepat di mana semuanya direngkuh dan segera pergi dari ini. urusan dengan Gideon harus benar-benar tuntas tak bisa dibiarkan penguasa ini dberi napas. Karena sepertinya arogansi sang penguasa hingga titik napas akhirnya.

DICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang