DICE. 65

31 16 3
                                    


Gala tak pernah main-main saat mengatakan hal itu di mana kapal selam naik ke permukaan, ia yang mengambil alih. Maverick berulang kali berdecak tapi ia tak membantah sama sekali. Justeru sebenarnya ia cukup penasaran akan jadi apa perjalanan mereka kali ini. Belum pernah ia bekerja sama seperti ini di tahun-tahun belakangan. Walau kerja sama dengan Metro Utara terjalin baik tapi hanya sebatas bisnis murni juga bisnis kotor di antara mereka. Tak pernah yang benar-benar melakukan sesuatu di mana tujuannya

Sekarang? Astaga. Bahkan ia mau melakukan apa yang diminta Gala.

Entah kenapa kata-katanya itu sungguh membuatnya terintimidasi. Padahal dilihat secara fisik, anak itu jauh lebih kecil dibanding dirinya yang tinggi menjulang. Apa karena dia anak seorang Xavier? Bisa saja itu terjadi. Apalagi ketika tuas kemudi diambil alih. Seperti seseorang yang terbiasa dengan mesin-mesin canggih juga tampilan yang cukup membingungkan mengenai mesin kapal, ia tak menemukan kendala. Laju kapal justeru makin stabil dan begitu mendekati bibir pantai, ternyata apa yang ia kerjakan bersama Alex ada tujuannya tersendiri.

Maverick belum pernah berkunjung ke Metro Barat dengan jalur ini. Ia cukup terkejut di mana pantai langsung dipertemukan dengan gurun pasir yang sangat luas. Dari dalam kaca jendela kapal yang mereka tumpangi pun terlihat kalau angin berembus cukup kencang.

"Keluarkan roda," perintah Gala sembari menekan salah satu tombol. "Aktifkan shield utama, persiapkan empat pendorong juga dua pendorong utama."

"Baik, Tuan." Dice ada di sampingnya. Saling bekerja sama untuk mengendarai kapal yang menjelma serupa mobil besar dengan bentuk mirip seperti ikan. Semua orang yang ada di kapal ini sudah duduk dengan memasang tali pengaman pada kursi masing-masing di mana semuanya pun memperhatikan Gala dengan tatapan di mana rasa penasarannya sangat besar.

"Perbesar pantauan pusat badai, Dice. Koordinat baru sudah kuinput. Badai pasir ini membuat jalan yang akan kita lalui akan terhapus jejaknya."

"Baik, Tuan."

"Dia ... bicara dengan siapa?" tanya Maverick pelan pada Alex di mana Seth bisa mendengarnya. Seth hanya terkekeh namun matanya kembali fokus pada Gala juga Dice di depannya. Putrinya benar-benar bisa mengimbangi Gala juga pemuda itu sungguh lain sekali jika dadunya berpusing di dekatnya. Apa pengaruh dari dadu? Sepertinya begitu. Seth memilih menyamankan duduknya saja. memperhatikan dua anak itu mau melakukan apa.

"Aku tak tau. Mungkin dadunya?" Alex sendiri tak jadi soal mengenai hal itu. Ia cukup dengan seperti ini saja. apa pun yang Gala lakukan, selama itu tak membahayakan sekitar, Alex tak terlalu memedulikannya. Ia ada di sini untuk melindungi ibunya. Juga kalau diperkenankan membantu sebagai penebus rasa salahnya, ia juga mau.

Saat Alex mengulurkan belati di mana kepasrahan dalam dirinya sudah sangat mutlak, Gala justeru berdecih dan sedikit membuatnya merenung.

"Kalau aku membunuhmu di sini, sama saja kau merepotkan langkahku."

Alex mendongak pelan. Sorot mata Gala berubah jingga terang. tak ada lagi pemuda dengan tatapan yang bersahabat. Wajahnya juga mendadak dingin juga kaku.

"Dan ... apa setelah membunuhmu kedamaian hidupku kembali? Bukan kah akan memperumit keadaan?"

Pria berambut perak itu mengerutkan kening. "Nyawa bayar nyawa, Gala."

"Dan siapa yang akan memimpin Metro Utara? Aku? Tak sudi."

"Aku tak memintamu untuk menjaga Metro Utara. Aku sudah memberi kuasa pada Russel."

"Dan mengulang kegiatan yang sama dengan masa kejayaan Anda, Tuan? Atau justeru berbuat yang lebih dari apa yang pernah Anda perbuat?"

Alex terdiam.

DICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang